26 ~ RENCANA AGAM

1K 130 8
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

"Astagfirullah, Aqila! Dapat anak ayam dari mana?" tanya Tia terkejut.

Aqila yang tengah berdiri di ambang pintu, dengan 2 anak ayam di kedua tangannya, mengerjap sejenak. "Ayamnya datang sendili, Umma."

"Perasaan di Pesantren gak ada ayam deh," celetuk Via.

Tidak terasa, sudah 2 bulan lamanya Tia dan Adam tinggal di ndalem Pesantren Al-Hafidz. Selama 2 bulan juga Adam berusaha mengamankan resto milik Tia, agar tidak jatuh ke tangan Huda. Selain itu, setelah jam mengajarnya selesai, Adam juga berusaha menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.

"Sepertinya itu anak ayam tetangga, mungkin masuk saat Adam membuka gerbang," tebak Nyai Maryam.

Adam memang baru saja membuka gerbang Pesantren karena ingin membelikan Aqila dan Raffa es krim, kebetulan ada pedagang keliling yang lewat. Awalnya Aqila ikut bersama Adam, namun saat melihat segerombolan anak ayam tanpa induk, Aqila segera berputar haluan untuk menangkap anak ayam itu.

Tia pun segera beranjak mendekati Aqila, sebelum 2 anak ayam itu semakin tersiksa. "Aqila sayang. Anak ayamnya lepasin ya, kasian tuh," bujuknya sembari berusaha melepas cengkraman Aqila.

"Gak mau! Aqila mau main ayam." Aqila segera menjauhkan anak ayam itu dari Tia. Sudah susah payah ia menangkapnya, mana mau Aqila melepaskan begitu saja.

Disaat Tia sedang berusaha membujuk Aqila, Adam yang baru saja kembali itu mengernyitkan keningnya bingung melihat 2 anak ayam di tangan Aqila. Adam mengedarkan pandangannya, masih ada beberapa ekor anak ayam yang berlari ke sana ke mari.

"Humaira, kamu beliin Aqila anak ayam?" tanya Adam.

Tia yang tengah berjongkok itupun segera berdiri. "Gak mas. Itu ayam orang, Ummi bilang kayaknya punya tetangga."

Adam menghela nafas sembari menggeleng pelan, ia baru ingat jika sudah membuka gerbang terlalu lebar, dan tidak menyadari jika ada anak ayam yang masuk.

"Aqila. Lepasin ayamnya ya, ini Abi beliin es krim stroberi," bujuk Adam.

Tanpa melepaskan ayam itu, Aqila mengerjapkan matanya, menatap es krim stroberi dan es krim coklat untuknya dan juga Raffa. Rasa stroberi adalah rasa kesukaan Aqila, seketika tekadnya mempertahankan ayam itu sedikit buyar.

"Tapi Aqila mau main ayam, Abi," ucap Aqila, dengan nada merengek.

"Oo, jadi Aqila gak mau es krim?" tanya Adam, berusaha mempengaruhi.

"Mau," sahut Aqila dengan cepat.

Adam pun terkekeh gemas melihat ekspresi panik Aqila. "Kalo mau es krim, lepasin ayamnya. Nanti es krim Aqila di makan ayam."

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang