18 ~ IDENTITAS YANG SEBENARNYA

964 130 6
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Terkadang rasa curiga itu bisa tiba-tiba muncul, mungkin itulah yang sedang Tia rasakan. Lebih tepatnya kecurigaan tanpa bukti, hatinya mengatakan jika ada yang berbeda dari suaminya, namun apa yang ia lihat membuat logikanya merasa sebaliknya.

Sekitar pukul 9 malam, Adam belum juga kembali dari kantornya. Tia yang awalnya menunggu di ruang tamu itupun melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, dengan niat ingin menghampiri Aqila yang sedang bermain dengan bu Azizah di sebuah kamar yang memang digunakan untuk Aqila bermain.

Namun, belum sempat Tia tiba di lantai 2, langkahnya tiba-tiba terhenti saat mendengar pintu utama terbuka. Tia mengernyitkan keningnya bingung saat melihat Adam masuk tanpa mengucapkan salam, bahkan Adam terlihat sangat acak-acakan.

"Kenapa rasanya kayak liat orang lain.." batin Tia.

Tia terus memperhatikan Adam yang sudah duduk tersandar di sofa. Perlahan Tia pun mulai melangkah mendekat, "Aku harus cari tau sesuatu.." batinnya.

Seolah tidak melihat Tia, Adam tetap fokus pada ponselnya, entah apa yang sedang ia ketik di sana.

"Mas.." panggil Tia sembari duduk disamping Adam.

Adam segera menoleh dan menyimpan ponselnya, ia tersenyum menatap Tia, "Iya sayang, kenapa?" tanyanya.

Tia langsung mengalihkan pandangannya dan tiba-tiba terdiam, "Sayang? Tumben mas Adam manggil gitu.." batinnya semakin curiga.

"Ya Humaira nya Adam.."

Seketika kalimat yang sering Adam ucapkan untuk menggodanya itu terngiang ditelinga Tia, ia baru sadar jika selama Adam kembali dari kecelakaan waktu itu, Adam sama sekali tidak pernah mengucapkannya lagi.

"Humaira.." panggil Adam.

"Ah, iya mas.." ucapnya terkejut, "Ohiya, gimana kerjaan mas? Kok tumben jam segini baru pulang?" lanjutnya bertanya agar Adam tidak curiga.

"Soal itu.. Maaf.. Tadi banyak kerjaan jadi harus lembur, mas lupa ngabarin kamu.." sahutnya sembari mengalihkan pandangan.

Tia mengangguk paham, namun kecurigaannya malah semakin bertambah saat melihat bola mata Adam yang bergerak terlihat gelisah saat Tia menanyakan soal pekerjaan. Tia merasa ada sesuatu yang sedang Adam tutupi.

"Yaudah, aku bikinin minum dulu.." ucap Tia dan Adam pun mengangguk mempersilahkan.

Saat Tia beranjak menuju dapur, Adam kembali mengecek ponselnya. Alisnya yang tebal itu saling bertaut saat keningnya mengernyit membuat tatapannya terlihat tajam, ia juga tiba-tiba mendengus kesal sebelum kembali mengetik sesuatu di ponselnya.

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang