29 ~ KEMBALI BERTAHAN

1.1K 141 7
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

"Umma, ayo ke tempat Abi," ucap Aqila yang terus merengek.

Hampir setiap hari, selama dua minggu Aqila mendesak Tia untuk segera ke rumah sakit. Aqila selalu berharap Adam sudah sadar saat ia datang, sayangnya harapan Aqila selalu berujung dengan tangisan kecewa.

"Ayo Umma!" desak Aqila tidak sabaran, "Abi udah bangun, kasian sendilian."

Harusnya Tia sudah terbiasa dengan desakan Aqila, namun pagi itu Aqila benar-benar tidak sabaran. Entah sudah berapa kali Aqila mengatakan jika Adam sudah bangun, hanya karena tadi malam ia bermimpi jika Adam sadar dan bilang ingin memeluknya.

"Iya tunggu sebentar, Sayang. Aqila makan dulu ya." Sudah sejak tadi Tia berusaha menyuapi Aqila, namun gadis kecil itu terus mendesaknya agar segera menemui Adam.

"Huuaaa!" Pecahlah sudah tangis Aqila, ia meraung dengan posisi duduk di lantai sembari menendang-nendangkan kakinya. "Aqila mau peluk Abi!"

Bukannya tidak mau, Tia hanya ingin Aqila sarapan terlebih dahulu baru pergi ke rumah sakit. Masalahnya, jika sudah tiba di rumah sakit, Aqila selalu sedih dan tidak berselera makan. Jika begini, Tia jadi bingung sendiri.

"Tia, Aqila kenapa?" tanya Bu Azizah yang baru saja dari dapur.

"Ngajak ke rumah sakit, Umma. Bukannya Tia gak mau, tapi dia belum sarapan," sahut Tia.

Bu Azizah menghela nafasnya, ia juga sudah tau jika tadi malam Aqila bermimpi. Bu Azizah cukup maklum dengan sikap Aqila, rasa rindunya terhadap Adam membuatnya tidak sabaran untuk segera bertemu. Bu Azizah sama khawatirnya dengan Tia, ia tidak ingin cucu semata wayangnya itu sakit jika selalu telat sarapan.

Bu Azizah duduk di samping Aqila yang masih terus meraung, tangannya bergerak mengusap rambut panjang Aqila. "Aqila makan dulu ya cantik. Habis makan baru ketemu Abi."

Bukannya mereda, tangis Aqila malah semakin nyaring. Bahkan Aqila juga menjauh dari Bu Azizah. "Mau ke tempat Abi! Aqila mau peluk Abi!"

Tangis histeris Aqila itu terdengar di seluruh penjuru rumah, membuat Agam segera keluar dari kamarnya yang ada di lantai satu, kamar yang dulunya adalah kamar tamu. Agam mulai mendekat dan berjongkok di depan Aqila, sepertinya ia juga harus ikut turun tangan membujuk gadis kecil itu.

"Ponakan Om kenapa udah nangis pagi-pagi, hm?" tanya Agam.

"Aqila mau ke tempat Abi! Gak dibolehin Umma sama Nenek," ucap Aqila mengadu.

Seketika Agam pun beralih menatap Bu Azizah, ia tidak mau menatap Tia karena masih ingat dengan larangan Adam. "Kenapa kok gak dibolehin?"

"Bukannya gak dibolehin Bang. Aqila belum sarapan, maksud Tia sarapan dulu baru ke rumah sakit, tapi dia nya gak mau," sahut Tia menjelaskan.

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang