📌 FOLLOW SEBELUM BACA ❗❗❗
📌 Sequel "Takdir si Kembar"
📌 End - Part Lengkap
Sintia Almaira Putri As-Syifa, kerap disapa Tia. Ia ditakdirkan terlahir kembar, ia juga ditakdirkan menjadi seorang istri dari Adam Alfian Shihab dan memiliki bidadari ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • • •
Setelah dari resto As-Syifa, Tia dan Adam memutuskan untuk pulang karena sudah terlalu sore, kemungkinan esok harinya baru ke resto Al Jazeerah.
Sejak mendapat kabar jika ada penyusup di resto As-Syifa, perasaan Tia tidak kunjung tenang. Bahkan disaat hari semakin larut, perasaan khawatir itu malah semakin ia rasakan. Tia sendiri pun bingung kenapa bisa seperti itu.
Sekitar pukul 11 malam, Tia tidak kunjung tertidur, ia sudah lelah pura-pura memejamkan matanya. Tia melirik Adam dan Aqila yang sudah tertidur nyenyak, kemudian beralih menatap langit-langit kamar.
"Kenapa perasaanku gak enak.. Apa mungkin bakal ada sesuatu yang terjadi.." batin Tia.
Tia menghela nafasnya dan berusaha menepis semua pikiran negatif yang sejak tadi menghantuinya. Perlahan ia kembali memejamkan matanya, berharap bisa segera tidur.
Prank..
Tia kembali membuka matanya saat mendengar suara pecahan kaca. Tia melirik Adam dan Aqila yang masih tidur, karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat mereka, Tia memutuskan untuk mengecek apa yang terjadi sendirian. Tangannya meraih hijab dan segera memakainya, takut jika ada maling atau siapapun yang melihat auratnya.
Perlahan Tia melangkah menuruni anak tangga, berusaha tidak menimbulkan suara sedikitpun. Setibanya Tia di lantai satu, ia mengernyitkan keningnya dengan pandangan yang tertuju pada kaca jendela ruang tamu yang pecah, kemudian pandangannya beralih pada sebuah gulungan kertas. Tanpa pikir panjang, Tia segera mengambilnya.
Sebuah kertas yang digumpalkan pada sebuah batu itu sepertinya sengaja dilemparkan seseorang untuk memecahkan kaca jendela itu. Bola mata Tia membelalak kaget saat membaca tulisan di kertas itu..
MATI !!
Hanya ada satu kata yang tertulis, namun kata itu ditulis dengan darah. Dengan cepat Tia melepaskan kertas itu dari genggamannya, tangannya gemetar takut, dari celah jendela yang pecah pandangannya menangkap sosok seseorang yang berpakaian serba hitam tepat di halaman rumahnya.
Meskipun jaraknya cukup jauh, namun Tia bisa melihat jelas jika orang itu mengeluarkan sebuah pistol dari kantong hoodienya. Perlahan Tia melangkah mundur, berusaha menghindari orang itu.
Dor..
"AAAAA..." pekik Tia.
Saat orang itu menembakkan pistolnya, Tia segera berjongkok sembari menutupi kedua telinganya. Tubuhnya semakin gemetar, sekedar mendongak pun sudah tidak berani.
"YA HUMAIRA.." panggil Adam.
Saat mendengar suara Adam, Tia segera menoleh menatap Adam yang sedang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Kemudian pandangannya beralih menatap orang tadi, ternyata orang itu sudah mengarahkan pistolnya kearah Adam.