30 ~ MENIKMATI MOMEN BAHAGIA

1.5K 143 6
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Setelah kondisi Adam membaik, ia langsung memutuskan untuk pulang. Perkembangan kondisinya memang cukup pesat, itulah sebabnya Alvaro mengizinkan Adam untuk pulang.

Seiring berjalannya waktu, dibarengi dengan kondisi Adam yang berangsur pulih, kebahagiaan pun kembali hadir di keluarga kecil mereka. Canda tawa selalu terdengar di rumah mereka, bahkan semakin hari Aqila semakin ceria. Meskipun Aqila kerap kali menanyakan soal adiknya yang sudah lebih dulu ke surga, berkat kesabaran Tia dan Adam, Aqila bisa menerima jika adiknya sudah tiada.

Selain kebahagiaan, hubungan Aqila dengan Agam pun semakin membaik, meskipun kerap terjadi perdebatan akibat ulah Aqila yang sering diluar nalar. Contohnya hari itu, sejak pagi Agam harus menyediakan stok kesabaran karena sudah terjengkang pagi-pagi akibat mainan Aqila yang sengaja Aqila letakkan di depan pintu kamar Agam.

"O'om, kompol Aqila penyok," ucap Aqila sembari meratapi nasib mainan kompor hock-nya yang diinjak Agam.

"Biarin aja, pinggang Om juga sakit ini!" sahut Agam, sembari memijat pinggangnya sendiri.

Dengan wajahnya yang sudah cemberut, Aqila menjauh dari Agam, merajuk ceritanya. Aqila duduk lesehan di lantai, kembali sibuk dengan mainan masak-masakannya, dengan posisi membelakangi Agam.

"Umma! Ini sakit banget, Umma!" teriak Agam, terkesan merengek pada Bu Azizah, padahal Bu Azizah duduk di sampingnya.

"Tunggu sebentar, Umma ambilkan minyak dulu. Umma pijatkan." Bu Azizah segera beranjak menuju kamarnya, mengambilkan minyak kayu putih. Meskipun sudah dewasa, di mata Bu Azizah, kedua putranya tetaplah anak kecil yang ingin selalu ia manjakan. Bedanya, Adam sudah ada Tia yang sudah pasti akan selalu melayaninya.

Di sisi lain, Tia baru datang dari dapur, dengan sebuah nampan berisi secangkir teh untuk Adam, secangkir teh jahe untuk Bu Azizah, secangkir kopi untuk Agam, dan segelas susu stroberi untuk Aqila.

"Aqila main apa, Sayang?" tanya Tia, menyapa Aqila.

"Aqila masak, Umma," sahut Aqila sembari menumis sesuatu di penggorengan mainannya, mengikuti gaya Tia saat memasak.

Tia tersenyum, sepertinya hobinya dalam hal memasak sudah menurun pada Aqila. Tia duduk di samping Adam, meletakkan nampan yang ia bawa di meja tamu, lalu mengambilkan secangkir teh tadi untuk Adam.

"Makasih, Humaira," ucap Adam sembari menerima minumannya, dan Tia pun mengangguk, membuat Agam memperhatikan mereka dalam diam.

Tidak lama kemudian Bu Azizah kembali dengan sebotol minya kayu putih di tangannya. Melihat kedatangan Bu Azizah, Agam segera tengkurap di atas sofa panjang, untuk memudahkan Bu Azizah memijat pinggangnya.

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang