17 ~ ADAM ATAU AGAM ??

941 118 13
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

borneogirlTwitter : vi_borneogirl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • • •

Untuk seseorang yang memiliki luka yang cukup serius, tentu saja harus telaten mengobati dan mengganti perbannya, agar proses pemulihannya lebih cepat. Itulah yang sedang dilakukan oleh Adam, kini ia sedang duduk di tepi kasur, berusaha mengobati lukanya sendiri.

Sesekali Adam meringis sakit saat tangannya tidak sengaja menyenggol luka di keningnya yang belum bisa terlalu disentuh. Sesekali Adam juga mendengus kesal saat mengingat momen yang membuatnya mendapatkan luka itu.

"Sebenernya mereka siapa sih? Apa tujuannya nyerang keroyokan gitu?" gumamnya bertanya-tanya.

Adam masih ingat jelas momen dimana ia di keroyok oleh pria bertopeng dengan jumlah yang cukup banyak untuk dilawan sendirian. Sayangnya sampai saat ini Adam tidak tau mereka itu siapa dan apa tujuannya.

"Apa ada hubungannya sama Huda?" batinnya mulai curiga.

Disaat Adam sedang mencoba menerka jawaban dari pertanyaan yang melintas dipikirannya, Tia masuk menghampirinya, sayangnya Adam tidak menyadari akibat terlalu fokus pada pikirannya sendiri.

"Mas.." panggil Tia.

Adam tidak merespon, ia masih diam dengan posisi menunduk, menatap perban baru yang harusnya ia pakai untuk menutupi luka di keningnya.

"Mas.." panggil Tia lagi sembari menyentuh lengan Adam.

Seketika lamunan Adam buyar, ia juga sempat tersentak kaget, dan dengan sengaja ia tidak mendongak agar Tia tidak sadar jika dirinya terkejut. Adam hanya tidak ingin mendapat pertanyaan yang menyulitkannya untuk menjawab.

"Kenapa Humaira?" tanya Adam sembari menyiapkan perban untuk lukanya.

"Mau ganti perban ya? Sini aku bantuin.."

Adam pun mengangguk dan membiarkan Tia mengambil alih perban di tangannya, Adam tidak ingin Tia menangis lagi hanya karena ia menolak dibantu seperti waktu itu.

Tia membantu Adam untuk mendongak, kemudian menyibak rambut Adam yang sedikit menutupi keningnya, agar lebih mudah untuk membalut lukanya. Namun, saat Tia melihat wajah Adam secara keseluruhan tanpa ada rambut yang menutupi keningnya, Tia tiba-tiba mematung.

Tia mencoba menelaah wajah suaminya itu, entah kenapa Tia merasa seperti melihat orang yang berbeda. Sebagai seorang istri tentu saja sangat mengenal bagaimana suaminya, namun kali ini Tia merasa sedikit asing.

"Humaira.." panggil Adam saat sadar tidak ada pergerakan dari Tia.

Tia pun tersentak, "I-iya.." sahutnya langsung menunduk.

Adam mengernyitkan keningnya bingung saat sikap Tia berubah dalam sekejap, "Kamu kenapa, Humaira?"

Tia hanya menggeleng sembari menyiapkan perban, meskipun sebenarnya ia sedang berperang dengan pikirannya sendiri yang entah kenapa tiba-tiba memikirkan banyak hal.

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang