28 ~ KONDISI ADAM

1.2K 129 13
                                    

Instagram : vi_borneogirl
Tiktok : vi.borneogirl
Twitter : vi_borneogirl

• • • • •

Di sebuah brankar terbaring seorang pria yang belum sadarkan diri sejak seminggu yang lalu. Dia Adam, pria yang sempat mengalami kritis dan akhirnya dinyatakan koma. Di samping brankarnya pun selalu ada Tia yang senantiasa menunggunya membuka mata. Sayangnya selama satu minggu ini, penantiannya selalu diakhiri dengan air mata.

"Om, bangunin Abi. Aqila mau dipeluk Abi," ucap Aqila merengek kepada Agam, dengan kondisi wajah yang sudah sembab akibat menangis.

Agam yang tidak tau harus bicara apa itupun segera membawa Aqila keluar dari ruangan itu. Menyisakan Tia dan Bu Azizah yang masih berada di samping brankar Adam.

"Ayo bangun Mas. Kamu gak kasian sama Aqila? Dia nangis terus, mau minta dipeluk. Aku juga kangen Mas." Tangannya mengusap lembut punggung tangan Adam, air matanya pun menetes tanpa dicegah.

Bu Azizah yang berdiri di samping Tia itupun mengusap lembut punggung Tia, berharap bisa menenangkannya, meskipun ia sendiri juga merasakan sakit yang sama.

"Umma," panggil Tia sembari mendongak menatap Bu Azizah.

Bu Azizah menyapu air mata Tia, lalu membiarkan Tia memeluknya. Bohong jika Bu Azizah tidak pernah menangis melihat kondisi putranya, hanya saja ia selalu berusaha tegar dan menyembunyikan air matanya. Namun, ibu mana yang benar-benar kuat melihat anaknya terbaring lemah seperti itu.

"Perbanyak berdoa, memohon perlindungan dan bersandar hanya kepada Allah. Atas kehendak Allah, semoga Adam bisa kembali sadar dan kembali berkumpul dengan kita lagi," ucap Bu Azizah.

Tia tidak menjawab, hanya isak tangisnya yang terdengar. Tia mempererat pelukannya pada Bu Azizah, ia benar-benar takut kehilangan Adam, meskipun ia sadar jika umur seluruh makhluk hidup itu di tangan Allah. Tia berharap masih ada kesempatan yang Allah berikan untuk bisa berkumpul bersama Adam lagi.

Sama halnya seperti Tia dan Bu Azizah, Aqila pun masih bersedih walaupun Agam sudah berusaha menghiburnya. Kini mereka sedang duduk di kursi tunggu, tepat di depan ruangan Adam. Tangis Aqila pun tidak kunjung mereda, ia sudah sangat merindukan pelukan hangat dari Adam.

"Udah jangan nangis terus, nanti jelek mukanya," ucap Agam, tidak tau lagi harus membujuk dengan cara apa.

Aqila yang duduk di atas pangkuan Agam itu segera mendongak menatap Agam, air matanya malah semakin deras dibuatnya. "O'om bilang Aqila jelek, nanti Aqila bilangin Abi! Abi bilang Aqila cantik, gak jelek!"

Agam reflek tertawa melihat wajah kesal Aqila, namun malah membuat tangis Aqila semakin nyaring. Seketika Agam kelabakan sendiri, ia sangat tidak berpengalaman dalam hal membujuk anak kecil, apalagi tipikal anak kecil yang sensitif seperti Aqila. Sungguh, Agam benar-benar pusing sekarang.

Dear HumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang