Tidur

787 65 11
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Jika suka tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, kalau tak suka silakan tinggalkan saja. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧
.
.
.
.
.

Seungri masih bersidekap di kursi kebesaran suaminya. Bibirnya manyun-manyun menggemaskan minta dicium. Cemberut terus sejak tadi. Jiyong ingin cubit, tapi takut diamuk panda. Soalnya pipinya lucu, gemas sedikit gembung seperti hamster yang sedang simpan makanan.

"Sudah ya, jangan marah lagi," bujuk Jiyong. Suaminya ini sampai harus berjongkok di depan istrinya. Sang alpha rela membuang harga dirinya demi mendamaikan suasana hati omega yang sedang bermuram durja

"Pecat saja dia! Aku tidak suka," seru Seungri.

Ini yang Jiyong khawatirkan. Istrinya akan memintanya untuk memecat lagi sekretaris yang baru kerja selama seminggu. Bukan dia tertarik dengan wanita berdandan tebal itu, tapi karena Jiyong butuh asisten gesit dengan kerjaannya yang menumpuk. Shim Min Ju masuk dalam kategori tersebut. Sayang saja, genit.

"Sayangku, aku tidak bisa lakukan itu," ujar Jiyong.

"Kenapa tidak bisa? Kau mulai suka dengannya ya?" Seungri malah semakin merengut. Kesal dia.

"Bukan begitu, Sayang."

"Lalu apa? Oh, aku tahu ... kau suka melihat yang seksi 'kan sekarang? Aku kurang seksi ya? Sudah tidak tertarik lagi dengan milikku?"

Jiyong kelabakan karena Seungri membuka kancing kemejanya dua biji dan dibuka lebar hingga dadanya yang berisi dan montok itu terpampang di matanya.

"Sayang, jangan dibuka di sini! Nanti ada yang lihat," Jiyong melarangnya buru-buru. Menarik kemejanya lagi untuk menutupnya. Wah, bisa bahaya jika asetnya dilihat orang lain.

Seungri bukannya menurut dia malah terisak sekarang. Bibirnya semakin manyun karena keinginannya tidak terpenuhi. Jiyong merasakan feromon Seungri berantakan dan itu tanda jika omeganya benar-benar sedang kesal.

"Biar saja! Kau sendiri sudah tidak sayang aku. Kau memilih buah dada yang menggantung daripada milikku," jeritnya.

Oh, ya Tuhan ... Jiyong semakin pusing dibuatnya. Omeganya akan sangat kacau saat keinginan atau dirinya merasa ada ancaman pada alphanya.

"Jangan menangis Sayang. Aku masih dan akan selalu menginginkanmu," rayu Jiyong.

"Lalu ... hiks kenapa kau tidak mau hiks memecatnya?" isakan masih terdengar.

"Aku butuh kerjanya Sayang. Akan sangat merepotkan untuk mencari sekretaris baru sedangkan tugasku masih menumpuk," jelas Jiyong dengan hati-hati. "Kita kasih kesempatan padanya ya? Mungkin setelah ini dia akan berubah."

"Kalau tidak bagaimana?" tanya Seungri dengan alunan bicara seperti anak bocah.

"Kau boleh memecatnya," jawab Jiyong lugas.

"Benar?"

"Mn, aku janji."

Bibirnya segera merekah lagi. Feromonnya perlahan tercium manis di hidung sang alpha. Agaknya omega Jiyong ini telah melunak. Seungri memeluk Jiyong dengan cepat dan membaui ceruk lehernya. Dia mengendus-endus seperti mencari sesuatu.

"Hyung ... scenting!" pintanya.

Setelah kesal sekarang minta Jiyong untuk melakukan scenting. Sudah pasti dituruti suaminya. Aroma Jiyong membuat Seungri tenang dan bahagia sekarang. Habis menangis dia mulai mengantuk.

"Mau tidur?" Jiyong tahu sekali jika istrinya ngantuk.

"Mn."

"Tidurlah di kamar."

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang