Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧
.
.
.
.
.Jiyong tengah berdiri di depan kamar VIP Seungri bersama Akira, Sehun dan Seung Hyun. Dia berkacak pinggang sambil menatap Akira yang sepertinya menuntut jawaban.
"Bagaimana?"
"Seungri sudah tidur. Maaf membuat kalian lama menunggu. Seungri sangat sulit tidur kalau sedang tidak baik kondisinya," jelas Jiyong.
Mereka semua terdiam saja. Seung Hyun memang hapal dengan kebiasaan adik iparnya. Berbeda dengan Akira, oleh sebab itu dia terdiam.
"Akira, beri dia waktu untuk bisa bertemu denganmu. Seungri hanya belum siap saja. Rasa takutnya masih lebih besar dan butuh waktu yang aku sendiri tidak tahu sampai kapan," ungkap Jiyong.
Akira memandang Jiyong dengan tatapan sedikitnya iba. Dia tahu Jiyong menyembunyikan rasa lelahnya dan khawatir, tapi raut wajahnya tak bisa membohongi siapapun.
"Jiyong-ssi, kau tak perlu khawatir. Aku akan menunggu hingga Seungri siap," jawab Akira.
Seung Hyun menambahkan, "Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
Jiyong menjawab, "Aku ingin membawa pulang Seungri ke Korea secepatnya. Tapi dengan kondisinya yang sekarang kurasa aku akan menetap di L.A untuk beberapa bulan. Mungkin sampai usia kandungan Seungri lima bulan."
"Kau akan tinggal di mana?" tanya sang kakak lagi.
"Aku belum tahu, Hyung. Mungkin aku akan menyewa apartemen di sini," jawab Jiyong lagi sambil bersandar di dinding.
"Kau bisa pakai apartemenku tak jauh dari rumah sakit. Tenang saja, tempat itu jarang aku tinggali, tapi sangat nyaman kurasa. Memang tak sebesar rumahmu," Akira menawarkan apartemen yang selalu kosong dan hanya akan dipakai jika sedang berkunjung ke L.A.
Jiyong berpikir lebih dulu. Namun, Akira menambahkan, "Katakan pada Seungri jika kau menyewa apartemen dan bukan milikku. Aku akan segera meminta Sehun membereskan tempat itu jika kau setuju."
"Apa tidak merepotkanmu?" tanya Jiyong. Dia agak sungkan menerima tawaran Akira.
"Sebagai teman tidak ada kata sungkan," jawab Akira.
"Berapa harga sewanya? Aku akan bayar penuh untuk tiga bulan ke depan."
Akira mengangkat tangannya sebagai tanda penolakan, "Aku tidak menerima bayaran sepeserpun darimu. Anggap saja itu sebagai tebusan atas kesalahan yang pernah aku lakukan pada kalian."
Jiyong tercenung. Apa telinganya tak salah dengar? Permasalahannya bukan pada Akira yang tidak ingin menerima bayaran dari Jiyong, namun pada kalimat terakhir Akira yang mengatakan sebagai tebusan kesalahan.
"Apa kau tak salah? Aku yang seharusnya minta maaf padamu karena telah menuduh kau sebagai pelakunya, bahkan aku pernah memukulmu," ungkap Jiyong merasa tak enak hati.
Akira tertawa kecil, "Hei, aku tahu kau sedang kesal dan marah saat itu. Kau juga tidak tahu jika itu hanya Akira palsu. Akupun akan melakukan hal serupa jika terjadi sesuatu pada istriku dan aku tak pernah menyimpannya dalam hatiku. Jadi, jangan lagi kau pikirkan."
"Jiyong, kupikir tawaran Akira tidak terlalu buruk. Mengingat itu milik Akira, kurasa akan aman kalian tinggal di sana."
"Yang dikatakan Seung Hyun Hyung benar. Aku akan menaruh beberapa penjaga di sekitar apartemen untuk mengawasi sekitar. Seperti yang kau lakukan di rumah sakit ini," tambah Akira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony Of Nyongtory's Love [End]
RomanceMenikah dengan alpha kaya raya adalah impian setiap omega. Terlebih alpha tersebut memiliki keturunan alpha dominan. Pewaris kedua laki-laki akan perusahaan keluarganya. Dingin terhadap omega lain, namun overprotective pada satu omega saja. Ya, hany...