Dua

200 32 3
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.


Seungri manyun terus selama di perjalanan hingga tiba di rumahnya. Bibirnya terkatup rapat karena Jiyong mengatakan kakinya bengkak seperti perutnya. Seungri kesal pokoknya. Yang buat perutnya membesar 'kan Jiyong. Bahkan kalau dia mengaca saja, hampir seluruh badannya sudah kehilangan lekukannya.

"Nak, Daddy kalian memang tidak bertanggung jawab! Sudah membuat tubuh Mommy tak berbentuk seperti ini," gerutunya di depan cermin sambil usap-usap perut besarnya.

"Lihat! Mommy saja sudah susah melihat jari kaki sendiri. Biar saja, Daddymu tidak perlu dikasih jatah," oceh bibirnya sendirian di kamar.

Di mana suaminya? Jelas saja di luar kamar sedang merapikan koper yang dibawa juga box-box berisi perlengkapan bayi yang dibeli istrinya selama tinggal di L.A. Suami idaman sekali membiarkan istrinya bersantai, sedang dia bekerja. Siapa yang iri?

Jiyong selesai membereskan semuanya setelah dibantu Mia dan Soo Hyuk, dia kembali ke kamarnya. Berdiri di depan pintu kamar sambil bersandar pada kusen pintu dan bersidekap.

"Mau menggoda suamimu, Sayang?"

"Oh, Tuhan! Kau mengagetkanku! Siapa juga yang menggodamu?" dengus Seungri kesal sudah buat jantungnya harus berdisko. Tidak tahu saja jantung Seungri hampir pindah ke kaki.

Jiyong berjalan menghampiri istrinya yang masih berdiri di depan cermin berdiri hanya mengenakan kemeja putih lumayan besar tanpa mengenakan celana. Seungri hanya memakai celana dalamnya saja. Jiyong menyentuh pundak Seungri, mengecupnya lembut.

"Dengan kau berpakaian seperti ini bukankah ini menggoda suamimu, hum?" bisik Jiyong dengan nada menggoda di telinga Seungri membuatnya jadi merinding.

"Ishh, aniyo! Aku gerah, kau lupa sekarang aku gampang merasa kegerahan," kilah Seungri.

Jiyong masih mengecup, menggigit kecil atau mengendus leher Seungri. Tangannya mengusap perut istrinya yang sangat besar dan keras sekarang.

"Tapi di kamar sudah ada AC dan kau bisa sakit pakai baju seperti ini," ucap Jiyong.

"Bajuku sempit, tidak nyaman!" kelit Seungri.

"Oh, bagaimana dengan yang ini, hum?"

Kini tangan nakal suami Seungri ini sudah merambat di pahanya yang terekspos. Jiyong mengusap paha dalam istrinya sampai membuat Seungri kelepasan untuk mendesah.

"Aahh ... tanganmu!"

"Tanganku kenapa, Sayang?" goda Jiyong.

"Ja-jangan macam-macam ya!" ancam Seungri. Mukanya sudah merona menahan gejolak.

"I want you tonight, Honey! Let's play!" ajak Jiyong.

"A-aniyo! Arkhh! Kakiku pegal lelah karena di pesawat!" ucap Seungri asal untuk mencari alasan agar bisa lepas dari terkaman singa buas.

Jiyong membuka satu-satu kancing kemeja tipis Seungri, melepaskannya perlahan hingga jatuh di lantai dengan lembut seperti efek slow motion pada film. Jiyong melirik cermin berdiri tersebut.

"Lihat istriku yang semakin montok dan seksi ini, Sayang! These chests ... so big," ucap Jiyong sambil meremas pelan dada Seungri.

"Anghh!"

"Sayang ... I think your hole is getting wet now," goda Jiyong lagi.

"No! Not now, Hyung!" tolak Seungri di bibirnya, tapi tubuhnya berkata ingin lebih.

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang