Prematur

253 32 2
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.

Seung Hyun berdiri menatap pintu ruang operasi yang tertutup. Lampu hijau di atas menyala tanda tindakan operasi dilakukan. Dia mengepalkan kedua tangannya menahan getaran pada tubuhnya dari rasa takut, cemas, khawatir. Istrinya sedang berjuang di sana sendirian. Dokter tak memberinya izin sekedar mendampingi Daesung.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit rintihan Daesung saja yang terdengar di telinga Seung Hyun. Bibirnya memucat seiring dengan keringat deras mengalir. Semakin lama rintihan itu tidak terdengar lagi dan Seung Hyun yakini istrinya sudah tak sadarkan diri.

Langkah kaki cepat terdengar di lorong rumah sakit menuju ruang operasi. Kepala keluarga Kang sudah tiba bersama istrinya. Sementara Jiyong tengah menyusul dengan Seungri yang didorong kursi roda. Jiyong semula ingin membawa pulang istrinya karena sempat blank di mall. Namun, kemudian Seungri merengek ikut setelah sadar.

"Seung Hyun-ah, bagaimana dengan anakku?"

"Appa," Seung Hyun menoleh.

"Bagaimana Daesung? Katakan sesuatu, Seung Hyun-ah!" desak sang ibu mertua.

"Dokter harus segera mengeluarkan bayinya karena Daesung mengalami pendarahan hebat. Dia pingsan saat perjalanan ke rumah sakit," jelas Seung Hyun.

Bisa dilihat dari penampilannya yang sudah tak karuan. Pakaian Seung Hyun sudah banyak noda darah istrinya. Bahkan pria tinggi ini yang belum pernah menangis pun menitikan air matanya. Dia tak kuasa lagi menahan gejolak dalam dirinya. Hatinya berkecamuk.

"Tapi kandungannya baru tujuh bulan," ucap sang ibu yang berusaha terlihat tegar.

"Eomma, aku tidak bisa memilih antara keduanya," ucap Seung Hyun di sela isakannya.

"Apa maksudmu?"

"Dokter memberiku pilihan jika seandainya harus menyelamatkan salah satunya. Kondisi Daesung sangat buruk saat ini," jelas Seung Hyun.

Sang ibu terpekur mendengarnya. Dia yang tadinya berusaha tegar kini runtuh. Putranya diambang kematian bersama cucunya. Ini terjadi lagi.

Bukan hanya Nyonya Eun Jung yang terkejut, Seungri sebagai adik angkat Daesung langsung menegang. Dia terlihat merintih sambil memegang perut besarnya. Bisa dia rasakan kedua anaknya bergerak gelisah.

"Sayang, kau kenapa?"

"Daesung Hyung akan baik-baik saja, 'kan, Hyung?"

"Dia akan selamat, begitu juga bayinya," ucap Jiyong untuk menenangkan istrinya.

Tak berapa lama berselang, terlihat suster berlarian panik keluar ruang operasi. Seung Hyun sempat menghentikannya untuk cari tahu apa yang terjadi.

"Suster, ada apa?"

"Kondisi pasien semakin drop dan membutuhkan transfusi darah," jawab susternya, kemudian dia kembali pergi. Seung Hyun membeku di tempatnya. Sang dewa nampaknya sedang mempermainkannya melalui istrinya.

Seungri yang mendengar penjelasan suster langsung lemas di kursi rodanya. Dia merasakan nyeri di perutnya. Keringat sudah basahi tubuhnya sekarang.

"Oh tidak! Jangan lagi!" ucap Jiyong khawatir. Istrinya mulai mengalami serangan panik.

"Sayang, sadarlah!" panggil Jiyong, namun Seungri dengan tatapan kosongnya.

"Yak! Lee Seungri, bernapaslah!" pekik Jiyong panik karena melihat istrinya sudah tersengal.

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang