Teman Lama

216 30 11
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.

Ceklek

Terdengar pintu kamar mandi terbuka. Sebentar lagi pasti akan ada yang keluar dari sana. Detik berikutnya Jiyong keluar hanya dengan handuk melilit di pinggangnya sambil mengusak rambutnya yang setengah basah dengan handuk kecil.

Bola mata coklat dari sang alpha itu melirik pada istrinya yang bersandar di kepala kasur dengan mata fokus pada layar ponsel. Bagian dadanya terekspos dan hanya dari pinggang hingga kaki yang tertutup selimut. Tak perlu ditanya mereka habis apa.

Jiyong geleng kepala sembari menghampiri istrinya.

"Sayang, pakai piyamamu dengan benar. Nanti kau sakit," ucap Jiyong dengan lembut dan nengecup pelipis Seungri sejenak.

"Hum?" Seungri akhirnya mengalihkan matanya dari ponsel dan melihat tubuh suaminya belum juga berpakaian.

"Kau belum pakai baju?" tanya Seungri mengabaikan ucapa Jiyong sebelumnya.

"Aku akan pakai baju, tapi kau harus pakai piyamamu dulu," jawab Jiyong masih mengusak rambutnya.

"Anakmu ingin aku pakai bajumu yang sedikit kebesaran," ucap Seungri dengan matanya yang mengedip beberapa kali sengaja dibuat imut.

"Aku ambilkan."

Beberapa menit kemudian keduanya sudah berpakaian normal. Jiyong dengan kaos putih serta celana pendeknya. Sementara Seungri dengan kaos Jiyong yang oversized dengan warna baby blue dan juga celana pendek.

Seungri duduk bersila di atas kasur sambil memperhatikan suaminya mengeringkan rambut tanpa niat bantu. Alasannya dia lelah habis digempur suami.

Namun, matanya bergulir pada buku jari Jiyong yang agak biru lebam. Alisnya mengerut dan mata memicing untuk pastikan dia tidak salah lihat.

"Jari tangan kananmu kenapa Hyung?"

Jiyong terhenti sebentar dari kegiatannya. Dia hendak menoleh ke belakang, tapi tidak jadi.

"Tidak sengaja terbentur di meja kantor," jawab Jiyong santai. Dia pikir Seungri akan percaya, tapi sepertinya pikiran dia salah.

"Kau bohong! Itu bukan seperti terbentur dan kau bukan orang yang ceroboh. Katakan, kenapa dengan tanganmu?" cecar Seungri dengan meraih tangan kanan Jiyong pada akhirnya. Duduk tepat di sebelahnya.

Seungri perhatikan memar di buku jari suaminya tak cukup satu, tapi hampir kelimanya.

*Kau memukul seseorang? Apa kau berkelahi?" tanyanya lagi. Matanya menatap wajah sang alpha dengan cemas.

"Jangan dipikirkan! Aku tak apa," jawab Jiyong seperti menutupi sesuatu dan Seungri tak suka.

"Kau mau bilang atau aku tidur di kamar tamu?" Seungri mengancam Jiyong dengan tatapan agak menakutkan.

Oh, Jiyong bukan takut dengan tatapannya, dia takut tidur sendiri tanpa istrinya.

"Aku memukul Akira, memberinya pelajaran karena sudah mengganggu ketenanganmu," jawab Jiyong akhirnya menyerah.

Tentu Seungri terkejut mendengarnya. Bisa-bisanya sang suami malah mendatangi ketua Yakuza sendirian.

"Apa kau gila, hah?! Untuk apa cari bahaya? Kau tidak pikirkan aku dan calon anakmu kalau sampai dia memanggil anggotanya untuk melawanmu!" Seungri memaki suaminya.

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang