Babymoon

282 31 31
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.


Masalah main rahasia-rahasiaan antara Seungri dengan keluarganya telah berakhir. Dia sendiri sudah puas melihat Daesung dari layar ponsel eommanya walau hanya sekedar video call. Jiyong tidak izinkan dirinya untuk ke rumah sakit.

Daesung sendiri akhirnya sudah diperbolehkan pulang seminggu setelahnya dan selalu disibukan oleh kedatangan adiknya dengan alasan ingin melihat Dae Jung. Sebenarnya bukan masalah besar bagi Daesung karena setidaknya dia bisa mengawasi Seungri saat Jiyong pergi kerja dan Daesung sendiri ada teman ngobrol bersama. Tentu saja tidak berdua. Ada orang tua mereka yang terkadang ikut bergosip.

Susah kalau sudah jiwa ibu-ibu.

Hingga tak terasa waktu cepat berlalu. Kandungan Seungri memasuki usia kesembilan dan ini yang sedang dinantikan keluarga kecil Jiyong. Omega satu ini sering meringis kecil saat buah hatinya bergerak terus di dalam perutnya. Kadang kontraksi palsu menghampiri Seungri di tengah malam. Jiyong sering was-was.

Akan tetapi, Seungri memang calon ibu yang cukup ajaib bagi suaminya. Suaminya sibuk mengatur semua jadwal kerjanya agar nanti saat istrinya melahirkan dia menjadi suami siaga. Sedangkan Seungri santai saja. Lalu, Jiyong sibuk menyiapkan keperluan persalinan, Seungri hanya duduk manis saja. Habis bagaimana lagi, yang dibawa Seungri ada dua di dalam perutnya. Sudah pasti itu berat.

Namun, itu belum seberapa. Contohnya saat ini Seungri tengah asyik melihat gambar dari iPad-nya. Gambar apa itu hanya Seungri yang tahu. Hanya saja, Seungri senyum-senyum sendiri sarat akan sesuatu. Mencurigakan. Sampai suaminya datang, kita akan tahu apa yang ada dipikiran Seungri.

"Sayang, kau sedang apa?"

Jiyong datang dengan pakaian kasual. Kaos putih dan celana pendek di atas lutut. Rambut sengaja berantakan tanpa pomade atau apapun itu yang bisa membuat rambut Jiyong tetap slay meski ada badai datang. Wah, terlihat hot daddy sekali. Seungri saja langsung jatuh pesona padanya. Selalu begitu.

"Omo, lihat Daddy kalian! Tampan sekali hari ini," puji Seungri dengan matanya berbinar.

"Memang aku tidak tampan jika di hari lain?" tanya Jiyong yang duduk di sebelah istrinya sekarang.

"Eih, bukan. Kau selalu tampan dan akan terus seperti itu. Ah, tapi hari ini kau memang tampan. Benar tidak anak-anak?" Seungri mengelus perutnya seperti sedang minta persetujuan dari anak kembarnya.

Jiyong menatap istrinya datar, lalu dia berkata, "Apa yang kau inginkan? Katakan!"

Ah, jadi ada maunya Seungri memuji suaminya dan Jiyong cukup peka ternyata.

"He he he," Seungri cengengesan.

"Ini ...." Seungri menyerahkan iPad-nya dan Jiyong melihat dalamnya.

"Ada apa dengan Jeju?" Jiyong menatap curiga istrinya.

"Pesan tiket ke sana, lalu kita pergi."

Ucapan Seungri terkesan seperti perintah bagi Jiyong.

"Kau mau ke sana? Untuk apa?" Jiyong mengernyit tak habis pikir dengan pemikiran Seungri.

"Babymoon."

Jiyong ingin sekali menepuk keningnya, tapi seperti terlihat tidak elit nantinya. Jadi, dia hanya garuk alisnya saja.

"Sayang, kau bahkan sudah mendekati melahirkan. Jadi untuk apa melakukan babymoon?"

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang