Dua Minggu

319 36 20
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.

Seung Hyun baru saja tiba di rumahnya begitu rapat selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seung Hyun baru saja tiba di rumahnya begitu rapat selesai. Saat itu hampir menjelang sore hari. Hanya karena dia pemilik perusahaan, jadi bisa datang dan pergi lebih dulu selama pekerjaannya sudah selesai.

Dia masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi, tapi ramai di saat menuju kamar tamu. Seung Hyun melihat istrinya berdiri di depan kamar dengan raut wajah cemas.

"Ada apa Sayang? Kau terlihat cemas?"

Daesung menoleh ke arah suaminya yang menghampiri dirinya.

"Seungri ... adikku tiba-tiba pingsan. Jiyong Hyung bilang Seungri sempat muntah dan juga demam," jelas Daesung sambil memilin ujung bajunya.

"Adik Ipar demam?" Daesung pun mengangguk.

"Lalu, bagaimana sekarang?"

"Sedang diperiksa dokter."

Seung Hyun mengintip dari luar kamar. Terlihat Jiyong cemas duduk di sebelah Seungri sambil menunggu dokter memeriksanya. Eomma Kwon tak kalah cemas saat tahu menantu keduanya tiba-tiba pingsan. Eomma Kwon meremas tangannya yang terasa dingin.

"Demamnya tidak terlalu tinggi, tapi aku tidak bisa memberinya sembarangan obat karena akan membahayakan kandungannya," jelas Choi Dong Wook selaku dokter pribadi keluarga Kwon.

"Kandungan? Itu artinya Seungri sedang hamil?" tanya Jiyong memastikan telinganya tidak salah dengar.

"Iya, istrimu sedang hamil dan aku prediksi kandungannya baru dua minggu. Jadi, kusarankan jika dia sudah lebih baik segera periksakan ke rumah sakit," jawab Dong Wook.

"Apa sakitnya tidak parah?" tanya Nyonya Kwon.

"Sejauh ini Seungri kelelahan. Imun tubuhnya menurun. Jadi, sebaiknya kau harus lebih memperhatikan dia. Jika demamnya tidak kunjung turun, segera bawa ke rumah sakit. Untuk sementara aku berikan vitamin agar dia cepat pulih," jelas Dong Wook membuat Jiyong maupun Eomma Kwon sedikit lega.

Dong Wook merobek selembar kertas resep yang sudah ditulis olehnya dan diberikan pada Jiyong.

"Beri dia makan bubur atau susu dulu. Kurasa dia belum makan," ucap Dong Wook.

"Iya, dia sejak pagi belum makan apapun. Alasannya mual," jawab Jiyong sambil menerima resep tersebut.

"Itu wajar. Sepertinya efek morning sick-nya. Kau harus sabar nantinya," ujar Dong Wook, "aku pamit dulu. Selamat, kau akan jadi ayah."

"Gomawo," balas Jiyong.

"Nyonya, saya permisi dulu."

"Biar aku antar."

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang