Serangan Lagi

223 33 8
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.

Pagi sekali Jiyong sudah bangun untuk melihat Seungri yang ternyata masih lelap. Dia mengusap anak rambut di sekitaran keningnya serta mencium keningnya. Kemudian merapikan selimut yang sempat berantakan hingga turun setengah perut Seungri. Ah, Jiyong juga mencium perut istrinya sebagai ucapan selamat pagi untuk anaknya. Selesai dengan hal sederhana, Jiyong mengecek kantong cairan infus yang mungkin berapa jam ke depan sudah akan habis. Lalu, Jiyong ke kamar mandi untuk cuci muka serta menggosok gigi.

Seluruh keluarganya mungkin juga masih tertidur di hotel tak jauh dari rumah sakit setelah Dokter Daniel menyinggung mereka secara halus. Jiyong sendiri tidur di kasur tambahan yang dia sewa tepat bersebelahan dengan istrinya. Seungri tidak mau tidur berjauhan dari suaminya. Kalau bisa Jiyong tidur di kasur yang sama dengan Seungri dan memeluk panda kesayanganya.

Usai membuat dirinya kembali bersahaja, Jiyong melirik jam dinding di rumah sakit yang menunjukan pukul 7 pagi waktu L.A. Itu artinya dia masih punya waktu satu jam ke kantin untuk sekedar membeli kopi dan roti sebagai menu sarapannya.

Jiyong melihat beberapa perawat sudah memulai aktifitasnya. Beberapa dari mereka pun menyapa Jiyong karena tahu jika pria tampan berpengaruh di Korea ini cukup terkenal di Amerika sedang berada di rumah sakit mereka. Perawat wanita yang merupakan omega dan beta tersebut malah tersipu karena senyuman ramah dari Jiyong. Tak menyangka jika alpha tersebut bisa tersenyum seperti itu dengan orang lain. Padahal jika di negaranya Jiyong akan bermuka dingin.

Tiba di Sta*buc*s, Jiyong segera mendapat pelayanan karena memang belum terlalu ramai. Dia memesan satu Hot Cappuccino dengan satu Cinnamon Roll dan Peanut Butter Panini. Jiyong menunggu pesanannya sambil memandangi pintu kaca melihat segala aktifitas yang ada di rumah sakit. Seketika dia merindukan rumah dan juga suasana kantornya. Pelayan memanggil namanya dan menyerahkan pesanan pada Jiyong. Dia segera meninggalkan kafe tersebut karena khawatir Seungri sudah bangun dan tidak mendapati dirinya di kamar, istrinya akan kalang kabut. Percayalah.

Baru dirinya menggeser pintu kamar rawat dan masuk, Jiyong menangkap samar-samar suara isakan bercampur panggilan atas namanya. Itu suara istrinya. Jiyong segera melihat ke dalam dan benar dugaannya Seungri sudah bangun juga sedang mencari dirinya. Pipi gembilnya sudah basah karena air mata. Wajah paniknya terlihat jelas sekali. Baru setengah jam Jiyong meninggalkan kamar, tapi Seungri sudah begitu panik.

"Hei, aku di sini. Jangan panik!" seru Jiyong usai menaruh bawaannya. Ibu jarinya mengusap jejak air mata di pipi istrinya.

"Dari mana? Aku memanggilmu, tapi kau tidak ada di kamar," balas Seungri.

"Aku hanya membeli kopi dan menu sarapan saja. Itupun masih di rumah sakit," jelas Jiyong.

"Jangan pergi lagi, aku takut!" pinta Istrinya.

"Maafkan aku. Aku tidak akan ulangi lagi," ucap Jiyong dan Seungri mengangguk.

"Dokter tampan belum datang?"

Hah, Seungri memang jago merusak suasana. Dipikir Jiyong istrinya tidak akan mengingat sang dokter, nyatanya dia salah. Memang berengsek dokter alpha satu itu. Dokter bernama lengkap Daniel Henney, blasteran Korea-Amerika dengan tubuh atletis mampu membuat beta maupun omega menjerit melihatnya. Tak heran istrinya menjadi salah satu korban kegagahan sang dokter.

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang