Tantrum

218 32 10
                                    

Hai, masih bertahan, nih? Entah kalian akan suka atau tidak. Tekan ⭐ saat kalian selesai membacanya, karena gratis. Setidaknya vote kalian berharga untuk rasa lelahku berpikir merangkai kata demi menghibur kalian yang haus akan hiburan 🤧

.
.
.
.
.


Setelah berdebat soal dokter ganteng dengan suaminya, Seungri kini menanti Jiyong selesai mengupas apel untuk dimakan oleh Seungri seperti permintaanya di awal. Matanya sungguh berbinar hanya untuk menunggu apelnya, sedangkan Jiyong masih sedikit kesal dengan permasalahan dokter ganteng. Jiyong tidak suka jika istrinya memuji pria lain, terlebih jika mengatakan pria itu lebih tampan darinya. Katakan saja Jiyong narsis.

"Ini," Jiyong berikan apel yang sudah dikupasnya. Seungri menerimanya dengan senang.

Seungri makan apelnya sambil memperhatikan alphanya yang masih mengupas apel. Kalau ditanya ke mana para orang tua, jawabannya mereka sedang bersantai di sofa setelah tahu Seungri baik-baik saja dan memang tak mau mengganggu waktu kedua anak mereka. Seungri mengernyit saat mendapati ada janggal dengan wajah suaminya.

"Hyung, coba mendekat!" Seungri menyuruh Jiyong dengan menggunakan jari telunjuk yang digerakan.

Jiyong yang terpanggil pun segera mendekat pada omeganya. "Ada apa, Sayang?"

Seungri mengamati wajah itu dengan serius. Mulutnya semula bergerak terus sekarang terhenti. Dia mengusap samar memar biru di pipi alphanya.

"Kenapa wajahmu biru?"

Jiyong tercekat. Dia lupa jika wajahnya habis ditampar oleh sang ayah dan itu bukan tamparan main-main. Sangat keras dan akan membekas beberapa hari. Nampak istrinya menyadari itu.

"Ini ... aku membentur dinding saat di kamar mandi," jawab Jiyong sesantai mungkin.

"Membentur?"

"Iya. Sudah makan lagi apelmu," Jiyong berusaha mengalihkan.

"Hyung, aku sudah menjadi istrimu cukup lama dan aku tahu kau bukan orang yang ceroboh hanya sekedar terbentur. Lagi pula, orang bodoh mana yang sengaja membenturkan wajahnya! Apalagi itu tampan. Jangan bohong padaku!" Raut wajah Seungri mengeras. Dia tak suka suaminya menutupi sesuatu darinya.

"Aku tidak berbohong, Sayang. Ini aku-"

"Apa yang terjadi? Jangan bohong padaku, siapa yang melakukannya?" cecar Seungri.

"Sayang, ini-"

"Kwon Jiyong ... aku tidak akan mengulang kalimatku lagi!"

"Hahh," Jiyong menghela napasnya. "Appa menamparku."

"Mwo! Wae?"

"Karena aku yang menyebabkanmu seperti ini sekarang," jawab Jiyong.

Seungri mengusap biru di pipi alphanya. Wajahnya menjadi sendu kala tahu ini semua gara-gara dirinya. Jika dia tak memaksa suaminya, tak akan ada kejadian seperti ini.

Chu~

Seungri mencium pipi Jiyong tepat di memarnya. Sedikit meringis karena masih sedikit terasa sakit.

"Mian," ucap Seungri.

"It's o-"

Tatapan sendu Seungri seketika berubah jadi tajam yang diarahkan pada ayah mertuanya. Jiyong menelan ludah sekarang.

"Kwon Appa!" pekik Seungri.

"Sayang, sudah aku tidak apa-apa," cegah Jiyong.

"Kau ... Diam!" titah Seungri.

Symphony Of Nyongtory's Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang