01. Aktris

6.6K 161 6
                                    

Assalamualaikum, Halooo, Annyeong, konnichiwa, Nihao🧜

Selamat datang di cerita 'Obsesi' lagi. Yaa... pada akhirnya bikin ginian lagi😓

Ini cerita baru yg udah di buat matang alurnya. Tapi.. ya gatau bakal bener ato ga, gabut aku ini emang ribet banget 🙄😔

Walaupun cuma cerita gabut, yang berniat plagiat ga di izinkan yaa bro. Dosa lo copas cerita orang, mending bikin haluan sendiri aja, yoi kan?🤩☝️

Just information yaa >>> ceritanya mengandung kata" kasar, mengandung unsur🔞 bumbu beban hidupnya dikit krna aku gabisa bikin yg woaah gitu. Yg nyari cerita konflik berat bukan disini tempatnya shaaay!

Okela langsung aja baca, gabole pelit buat nyumbang bintang yaa shay!🤰

•••

0~0

“You are really crazy! Do you think this can be used as a joke material?” seruan yang di layangkan perempuan itu berhasil memunculkan seringai sinis dari laki-laki di depannya.

Laki-laki itu bersandar pada tembok di belakangnya sambil melipat kedua tangan di depan dada. Dengan santainya mengangkat satu alis dan berkata, “Ah, gue salah ya?”

“You stupid!”

“Lo yang bodoh sayang. In this world you must have control over yourself.” Laki-laki itu melayangkan pernyataan.

“Lo ninggalin seseorang yang setia demi bajingan kaya gue. This is your fault right?” imbuhnya sambil tersenyum miring. Setelah selesai dengan kalimatnya, ia melangkah pergi sambil memasukkan tangan pada saku celana.

“CUT!”

“Bagus! Kita lanjut nanti setelah break!”

Tepuk tangan terdengar mengudara, sang sutradara menghampiri laki-laki tadi sambil melakukan high five.

“Keren El, tidak pernah mengecewakan!” pujian itu tak pernah tertinggal setiap kali Hansel memerankan sebagai tokoh yang di jalankan. Hansel selalu berhasil membuat kagum para penonton sekaligus sutradaranya.

“Terimakasih Pak.” Memberikan seulas senyum tipis, itu adalah hal yang biasa Hansel lakukan.

“Istirahat dulu. Saya mau samperin yang lain.”

Setelah kepergian Jenandra– Sang sutradara. Hansel memilih duduk di tempat yang sudah tersedia dan terdapat payung besar di atasnya yang melindungi dari cahaya matahari. Ia mengambil satu botol Aqua dingin yang baru saja di antarkan. Tak lupa ia mengucap kalimat terimakasi.

Karena rasa panas membuat kepala pun terasa terbakar, Hansel pun menyiram kepalanya dengan air mineral di tangannya. Ia mengibaskan rambutnya hingga air berterbangan pergi.

Cowok itu dengan santai mengacak rambutnya. Bukan kesan jelek yang di dapat, tetapi kesan cool dan berkharisma. Memang, wajah tampan atau cantik akan terlihat sempurna mau di buat sejelek apapun. Terkadang terlihat tampak tidak adil.

“Hansel.”

“Ya Pak?” Hansel dengan cepat menoleh, mendapati Jenandra duduk di sampingnya sambil memegang beberapa lembar kertas di tangan.

“Kerja kamu sangat cepat Hansel. Besok hanya perlu menyelesaikan satu episode lagi.” Jenandra memberikan tiga lembar kertas berisi banyak sekali tugas-tugas yang harus di lakukan nanti ketika syuting.

“Ah iya, kamu mendapat panggilan untuk bermain di film lain," ujar Jenandra sambil meneguk kopi yang sedari tadi ia bawa.

“Tanggal kapan mulai projectsnya?” Hansel perlu waktu untuk mengosongkan pikiran dan meringankan bebannya. Masih terlalu pusing jika harus memulai projek baru di dekat hari.

Obsession The Big One ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang