"Oh iya kak, besok malam ada party temen gue. Harus bawa pasangan, lo mau pergi bareng gue enggak?!"
Rubby berteriak sedikit kencang, lantaran Hansel masih berada di kamar mandi. Sedangkan Rubby sendiri masih di posisi yang sama seperti saat ia baru sampai.
Terlentang di atas kasur sembari melihat ponsel dan sesekali mulutnya akan mengunyah steak yang tersedia.
"Pakainnya enggak harus couple sih, tapi gue pengin kita couple gitu kak. Sekalian aja pake baju pengantin," ujarnya melanjutkan pembicaraan setelah Denis keluar dengan pakaian yang sudah rapih.
-Yeah, Denis tak mungkin mau hanya menggunakan handuk saat ada Rubby di ruangannya.
"Gimana kak?" tanya Rubby, mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Enggak, saya mending tidur."
"Dasar introvert!"
"Di acara kaya gitu harusnya kamu bareng Hansel. Kenapa ngajak saya?"
"Males ah, dia gila."
"Kamu lebih gila, ngejar bertahun-tahun sampai urat malunya ilang."
"Gue kan udah mau nyerah, dia malah nembak."
"Tapi kamu terima."
"Kasian doang kak."
Sebenarnya Rubby tidak tahu pada isi hatinya. Ia tidak dapat memahami diri sendiri.
Tak menepis anggapan bahwa Rubby hanya sebatas terobsesi pada Hansel, tetapi anggapan itu seolah Rubby tolak, Rubby tidak merasa menjadikan Hansel sebagai objek obsesinya saja. Dia benar-benar mencintai Hansel-yah, setidaknya itu anggapannya sendiri.
"Kak, pokoknya lo harus jadi partner gue besok malam!" Rubby kembali pada topik.
Denis belum menjawab, cowok itu tengah membereskan isi lemarinya yang berantakan.
Cowok itu memang sangat bersih, tidak seperti kebanyakan cowok lainnya yang selalu bersikap tak acuh pada kamarnya sendiri. Denis adalah tipikal cowok yang selalu memperhatikan kerapihan.
"Acara siapa Rubby? Temen SMP atau SMA? Setau saya kamu sendiri nggak punya temen waktu SMA," lontar Denis sekenanya saja.
"Heh! Nggak punya bukan berarti enggak ada. Tapi emang ini bukan acara temen gue sih, gue cuman ikut aja."
"Ngapain ikutan kalau nnggak di undang? Kamu sendiri bahkan nggak kenal kan?" Denis menengok sekilas-lalu kembali sibuk membereskan isi lemarinya.
"Ya, biar enggak gabut. Red juga pasti bakal di ajakin jalan-jalan sama Kenzo. Nanti gue sendirian di kost, males banget."
"Pokoknya besok malem harus mau kak, kalau lo nolak, gue bilangin mamom sama dady!" lanjutnya dengan meninggikan sedikit suara.
Ancaman yang sebenarnya tidak berpengaruh apapun bagi Denis. Diam-diam ia tersenyum kecil, terus melakukan kegiatannya sambil mendengarkan celotehan Rubby.
*****
Besok sorenya, ketiga perempuan itu pergi untuk berbelanja kebutaan masing-masingnya guna pergi nanti malam.
Hanya Rubby, Xavera dan Elvaretta. Radea memilih menetap si rumah karena tidak ikut acara nanti malam.
"Eh, lihat-lihat, gelangnya lucu banget. Beli couple berempat, hayu!" ajak Elvaretta antusias.
Bukan hanya Elvaretta, tetapi Rubby dan Xavera pun sama antusiasnya. Mereka membeli barang-barang yang menurut mereka menarik, dari yang couple sampai untuk diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession The Big One ✓
Romance[SELAMAT MEMBACA] ** Dia adalah seorang bintang ternama yang sering di bicarakan di berbagai serial media. Kehidupan yang sering di jalaninya adalah sebagai aktor film. Ada salah satu aktris yang berhasil membuatnya seperti tersihir. Dia adalah Griz...