03. Dalam satu film?

2.2K 78 0
                                    


Selamat menikmati~😸





~00~

“Rubby, lo bagian jemur baju tuh, sana!”

Perempuan mungil yang tengah fokus pada ponselnya sembari rebahan itu langsung beranjak duduk, menunjuk dirinya sendiri dengan tidak percaya.

“Gue?”

“Iya, sana lo. Si Bunda udah bagian nyuci tadi.” Perempuan berambut ombre itu mendorong-dorong tubuh Rubby hingga Rubby terjatuh ke lantai. Memang se-letoy itu tubuhnya.

“Aaa jangan gue dong! Gue bagian nyapu aja nanti dah.” Rubby kembali bermalas-malasan, menyandarkan kepalanya pada sofa. Siapa yang tidak malas jika harus mengerjakan pekerjaan rumah?

“Udah di kerjain sama Bundahara Radea kita. Sekarang lo pergi jemur baju, sana!” Xavera mendorong kembali tubuh mungil Rubby untuk berdiri. Ia bahkan sampai menyeret kedua tangannya. Memang se-malas itu seorang Grizellyn Rubby.

Dalam apartment besar di huni oleh empat orang perempuan yang sama-sama memiliki pekerjaan. Dalam ruangan apartemen terdapat tiga kamar, tetapi mereka memilih untuk tidur saling berdua. Yang satu di biarkan kosong, tetapi tetap bersih.

Sudah tiga tahun mereka tinggal bersama ketika memutuskan untuk berkuliah di tempat yang sama pula.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

^
^
^

Rubby telah selesai dengan tugasnya, kini ia tengah sibuk mengurusi rambut sebahunya yang sangat tebal dan terurus. Ia memberikan berbagai vitamin dan segala macamnya pada rambut. Ia benar-benar menyayangi rambutnya.

Ia membuka ponsel ketika mendapat pesan notifikasi dari email miliknya. Ia hanya membacanya dari jendela ponsel, lalu menyimpan kembali seperti semula.

“Gue tuh penginnya jadi antagonis anjir! Enggak mau banget jadi cewek so so kalem.” Rubby bermonolog sendiri sambil mengoleskan skincare ke wajahnya yang terawat.

“Rubby! Yuhuuu!” Pintu terbuka begitu saja. Xavera bergelayutan pada pintu sambil senyam-senyum.

“Apaan?”

Xavera menghampirinya sambil berjingkrak-jingkrak sendiri. Ia mengelus penuh kelembutan rambut Rubby.

Ia berkata. “Karena lo paling muda di sini. Nah, sekarang lo harus cuci piringnya ya. Kita semua udah pada siap mau berangkat. Lo kan masih nganggur.” Yang paling kecil memang seringkali di perlakukan berbeda. Bukan yang membahagiakan, tetapi yang melelahkan. Si kecil sering kali di suruh-suruh.

Rubby menghempaskan tangan Xavera dari rambutnya. Ia melotot dengan tajam– Berarti menolak perintah. “Enggak! Gue di panggil sama Kenzo.”

“No, no, no! Kerjain tugas rumah dulu.” Xavera menggerakkan ibu jarinya ke kanan dan kiri. “Gue duluan, bay!” Berlari dengan kekuatan penuh untuk menghindar dari serangan Rubby.

“VERA!”

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

^
^
^

Rubby sudah jenuh menunggu. Ia paling malas jika memiliki janji temu dengan Kenzo yang tak pernah tepat pada waktu yang di tentukan. Ia menopang pipinya dengan satu tangan kiri, tangan kanannya tak tinggal diam terus menyendoki eskrim yang mulai habis. Ingin membeli lagi sayang duit.

Obsession The Big One ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang