30. Broken (Love?)

394 24 0
                                    

TING .... KNONG!

*

*

WARNING WARNING ⚠️⚠️
lupa kasih warning, yg udah terlanjur baca gwenchana ya...😌

Di bawah ada adegan kurang cocok untuk bocill baca, silahkan terobos kalo kepo 😌👊 Part ini hanya boleh di tiru oleh kalangan dewasa yg sudah married

*

*

Sekian, happy reading kawand:3

0~0



Hah, mampus, kena sosor sama temen duluan ternyata.” Rubby tertawa– seperti orang yang bahagia setelah mendengar cerita Hansel.

Dia yang berada di bawah sofa, sesekali menengok ke arah Hansel; tengah memasang wajah kesal. Tangan cewek itu juga terkadang memencet tombol remote control televisi untuk memindahkan channel.

“Rubby, bangun, duduk samping gue.”

“Males ah, nanti ketularan tololnya,” cetus cewek itu, tanpa perduli dan tak menatap lawan bicara.

Fuck–!”

Kini, Hansel menahan jidat Rubby, membuatnya mendongak ke arah Hansel. Cowok itu mencondongkan wajahnya mendekat ke arah si cewek, mempertipis jarak di antara mereka.

“Ngomong sekali lagi, Rubby?”

Suara serak Hansel terdengar rendah, memasuki otak Rubby yang kini sudah deg-degan.

“Pas bagian gue bilang, lo tolol?”

Bibirnya langsung di kecup, sangat singkat; seperti tebasan angin yang tidak berwujud. Rubby terdiam mematung, meneguk ludahnya gugup. Mata beralis tipis itu menatap Hansel, membawa keduanya sama-sama tenggelam.

Sempurna! Situasi seperti ini, di bagian mana agar pikiran tetap waras?

Hansel, cowok itu; tangannya turun ke arah dagu. Membuat Rubby harus terus-menerus mendongak kelelahan.

“Mau praktekkan satu scene yang ada di naskah, My Rubby?”

Rubby tersenyum sinis. “Nadifa atau gue yang jadi selingkuhan, Hansel?

“Lo.”

Dengan entengnya bibir tebal cowok itu bercakap. Mematahkan segala puing-puing kebahagiaan yang tadi akan hadir dalam diri Rubby.

Kurang ajar!

Cowok brengsek di menangkan oleh Hansel. Jika saja tercipta perlombaannya, Rubby akan segera mendaftarkan Hansel sesegera mungkin.

“Rubby, duduk samping gue,” titah Hansel; Kini sudah menyandarkan tubuh pada kepala sofa.

“Males.”

Hansel diam beberapa lama. Hingga tercipta keheningan di antara mereka, yang benar-benar sunyi dan canggung. Atmosfernya seperti menyiksa kedua belah pihak tersebut.

Gerak jam sampai terdengar nyaring. Sura-suara kendaraan yang berlalu-lalang di luar sana, menjadi sound di antara mereka.

Kemudian Rubby berdiri, berniat pergi tadinya. Tetapi lengan Hansel berhasil menahannya, cowok itu membawa Rubby untuk duduk di atas kedua pahanya.

Membuang muka, itu yang di lakukan Rubby. Dia menggigit kuat bibirnya, entah apa yang di pikirkan, tetapi saat ini, Rubby akui. Ia merasa sesak dan ingin menangis.

Obsession The Big One ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang