02. Saling kenal?

2.8K 100 0
                                    

Ternyata aku postnya sekarang, hahahaha. lagi pengen aja karna banyak kuota.
/kibas rambut dengan gaya elegan. (WKWKWKW)

silahkan di baca sambil menyediakan cemilan biar lebih nikmat bacanya:v

Dan, semoga suka❤️❤️❤️

0~0

Pasti tidak asing lagi dengan nuansa lampu berwarna yang terus berputar sampai rasanya merusak mata. Suara dentuman musik yang begitu kerasnya mengalun. Orang-orang yang saling menari dan bahkan melakukan hal intim di depan banyak orang.

Hansel tidak ada niat kesini, tetapi entah mengapa kakinya melakukan gerakan seakan-akan menyuruhnya untuk pergi. Saat berangkat menuju kesini pun rasanya ia teramat malas. Tetapi ternyata ada untungnya juga ia pergi, karena untuk memulihkan otaknya yang padat dari tekanan. Padahal ini bukan solusinya.

“Hansel! Belah sini!”

Kaki Hansel lantas bergerak menuju tempat dimana teman-teman semasa SMA-nya dulu– Dari yang laki-laki maupun perempuan. Di sana juga sudah ada ketiga sahabatnya.

“Gila, ko lo makin cakep aja anjir! Gue sebagai laki aja mengakui.” Cakra selaku orang yang mengundang mereka kesini pun melakukan 'tos' ala laki-laki dengan Hansel.

“Gila ya, film lo laris manis. Gue sebagai penonton merasa bangga punya temen kaya lo. Enggak kaya mereka yang kerjaannya masih nganggur.” Cakra menunjuk dengan dagunya, ke arah teman laki-lakinya yang langsung melayangkan seruan tak terima.

“Lo hobi banget ngebandingin kaya emak gue. Ributlah kita!” Ergin berdiri menggebrak meja.

“Jangan betingkah lo! Gak salah si Ceker ngomong gitu.” Bara menarik lengan Ergin untuk kembali duduk.

“Hansel! Gue mau minta tanda tangan lo dong!” Beberapa perempuan saling ribut untuk mendapatkan tanda tangan duluan. Bahkan mereka sudah siaga membawa pulpen dan juga buku dari rumah masing-masing.

“Hansel, cepetan disini!” tipikal perempuan memang tak bisa di nanti-nanti. Maunya selalu cepat.

Hansel berdecak malas. Tubuhnya sampai terdorong karena begitu antusiasme mereka.

“Eitsss! Sabar teman-teman, sabar!” Ergin dan Keanu berdiri. Menghalangi tubuh Hansel supaya tidak terdorong-dorong.

“Siapa yang mau tanda-tangan Hansel! Angkat kakinya!” Ergin mengencangkan volume suaranya supaya terdengar. Ia mengangkat tinggi satu tangannya.

“Angkat tangannya pea!” Keanu menggeplak kepala Ergin yang sepertinya memiliki kesalahan dalam otaknya. Karena seringkali tingkah laku Ergin seperti orang-orang yang berada di rumah sakit jiwa.

“Oh iya. Angkat tangannya semua! Yang mau tanda-tangan harus bayar dulu lima rebu!” Ergin berkacak pinggang. Mengangkat wajahnya tinggi seperti seseorang bangga pada penghasilannya.

“Heh Gino! Pantesan lo jomblo terus. Lo kena azab karena sering malakin duit orang!” Seorang perempuan ber-dres tipis dan pendek berseru marah.

“Heh Titanik, jangan motong nama belakang gue!”

“Ini mulut punya gue, biarin aja diiih.” Titania menjulurkan lidahnya– Mengejek.

“Awas ya lo kalau jadi jodoh gue, abis!”

Titania langsung mengetukan jidatnya ke meja beberapakali. Ia beristighfar berulang kali. “Amit-amit!”

“Amin-amin kali.” Teman di sampingnya menggoda.

Obsession The Big One ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang