"Besok-besok kalo kakek ngajak ketemu enggak usah ladenin."
Rubby belum menjawab, menatap jalanan sambil melamun. Sepanjang perjalanannya Hansel hanya diam. Namun diamnya sudah sangat jelas bahwa ia tengah menahan emosi.
"Kenapa?" Akhirnya setelah cukup lama diam, cewek itu mengajukan pertanyaan.
"Lo tinggal iyain, enggak usah banyak tanya." Rubby menggigit bibir bagian dalamnya. Suara Hansel cukup datar dan ketus.
"Gue ..." Rubby menelan salivanya susah payah. "Enggak boleh tau?" Rubby meremas jari-jarinya yang berkeringat dingin-cemas. Untuk melanjutkan beberapa kata saja gugupnya luar biasa.
Melirik Hansel yang hanya diam sudah dapat di pastikan bahwa ucapannya tadi sudah memiliki jawaban yang jelas.
Cewek itu menghela nafas, memilih ikut diam sampai tiba di tempat lokasi syuting.
«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
^
^
^Bisa di katakan Rubby adalah manusia nekat yang rasa takutnya sudah hilang. Dia tahu menguntit itu tidak di perbolehkan, tapi untuk menutupi rasa penasarannya, Rubby akan hilangkan kata 'tidak boleh' itu.
Dia diam-diam mengikuti mobil Hansel, menjaga jarak tetap aman sampai ke tempat tujuan. Rubby menatap pungguh Hansel yang berjalan memasuki unit rumah sakit jiwa, lagi dan lagi. Ini ketiga kalinya.
Sebelum dirinya mengikuti, Rubby menatap penampilannya terlebih dahulu.
Pakaiannya seperti ini sudah cukup kan? Rubby memakai masker juga topi untuk menutupi wajahnya. Akan sangat repot jika ada yang paparazi diam-diam. Sedangkan Hansel keluar masuk secara tenang, rumah sakit jiwa itu milik kakeknya. Sudah pasti semua petugas disana telah di beri aturan.
Hidup cowok itu sangat di jaga ketat.
Rubby memastikan kanan-kiri untuk memastikan tidak ada orang yang mengenalinya. Setelah itu ia lebih menurunkan topi, lalu menyebrangi jalan untuk segera menyusul kepergian Hansel.
Pergerakannya berjalan aman. Rubby melihat Hansel memasuki satu ruangan yang terlihat lebih baik dari yang lain, ruangan yang berada di lantai dua ini sepertinya istimewa.
"Ngapain juga Hansel sering dateng kesini?" gumamnya sendiri-kebingungan.
Rubby berpura-pura lewat-melirik sedikit melalui kaca pintu. Setelah itu Rubby langsung bersandar di balik dinding, entah siapa cewek yang bersama Hansel di dalam sana?
Rubby menggigit bibir bawahnya cemas, kenapa ruangannya tidak bisa mendengar suara dari dalam? Mendengar pergerakan suara pintu akan di buka, Rubby buru-buru bersembunyi. Ia mengintip -Hansel pergi dari ruangan itu.
Apakah ini kesempatan Rubby untuk masuk?
Mendapat ide seperti itu membuat Rubby memasuki ruangannya. Ruangan yang bertuliskan nama Nadifa.
"Hai." Rubby menyapa ramah, kedua matanya menyipit lantaran ia tersenyum.
"Kamu siapa?" Pertanyaan itu langsung di arahkan kepada Rubby.
"Aku manusia," jawab Rubby terlewat santai.
"Kamu siapa? Ngapain kamu kesini?" Wajah polos tanpa make up itu sangat cantik. Visualnya seperti Barbie.
Ah, Rubby jadi heran, mengapa ada manusia secantik ini?
"Pantes Hansel belum move on," gumamnya menggerutu pelan.
"Aku ... Rubby, mau tanya sesuatu boleh?" lanjutnya.
"Enggak, enggak. Aku enggak mau jawab apapun." Cewek bernama Nadifa itu langsung menjawab cepat. Dia tidak tenang setiap kali di datangi oleh orang asing. Hal ini bukan sekali dua kali. Itu selalu membuat Nadifa takut.
"Aku mau tanya soal Hansel." Sikap sembrono dan keras kepala Rubby selalu menjadi pilihannya.
Cewek yang duduk di atas brankar itu terlihat diam. Tatapan Nadifa yang awalnya terlihat waspada dan takut pun kini berubah tajam.
"Hansel itu punyaku. Jangan mau tau soal apapun!" nadanya sangat tegas dan tajam. Seakan benar-benar memberi peringatan keras.
Rubby tersenyum lebar di balik maskernya. Jadi ... "Lo mantan pacarnya kan?" selorohnya langsung.
"Kita belum putus! Cewek jalang itu yang hancurin semuanya, kita belum putus! Inget itu, kita belum putus!" Sensitif sekali. Rubby sampai bergidik ngeri melihat sikap tenang itu berubah brutal.
Rubby membuka satu tali maskernya, dia menunjukkan raut sedih yang di buat-buat. Langkah kakinya berjalan mendekati Nadifa.
"Siapa cewek itu? Tega banget rebut Hansel dari lo," ucap Rubby.
Dalam sekejap, Rubby dapat melihat perubahan wajah Nadifa yang kini terlihat sedih namun juga marah.
"Dia itu cewek enggak tau malu, dia perusak hubungan orang! Aku benci dia! Hansel terpaksa nurutin kemauan kakeknya buat tunangan sama dia. Aku enggak terima, aku enggak terima!" Cewek itu sangat tergesa-gesa meluapkan emosinya. Sepertinya kebencian miliknya sudah sangat besar.
Rubby mengangguk tiga kali sebagai bentuk respon, cewek itu berhenti melangkah setelah berhadapan dengan bingkai foto.
"Kalau itu pilihan kakeknya, berarti beliau tahu dong kualitas cewek itu lebih baik di banding lo?" Rubby menyandarkan setengah tubuhnya pada nakas di belakangnya. Dia menatap Nadifa dengan senyum miring.
"Maksud kamu? Kenapa kamu ngomong gitu?" balas Nadifa.
"Yah ..., kalau gue perjelas, maksudnya kualitas lo itu buruk." Rubby mengangkat kedua alisnya. Terhibur pada setiap respon yang Nadifa tunjukkan.
"Tahu apa kamu? Kamu enggak jelas! Kamu kaya orang gila! Keluar, keluar, keluar!"
Siapa yang sebenarnya orang gila disini? Rubby rasanya ingin tertawa keras.
Melihat Nadifa yang mulai agresif membuat Rubby tertantang. Mau sekuat apapun amukan Nadifa, itu tak berarti karena kedua kaki dan tangannya di ikat.
Rubby menyengir-melipat kedua tangannya di depan dada. Dia mendekati Nadifa sambil memasang wajah angkuh.
"Nadifa, cewek yang lo bilang jalang itu gue, cewek yang lo bilang enggak tau malu itu gue. Dan cewek yang jadi pilihan kakek itu ... gue." Rubby menajamkan kedua netranya. "So ..., lo harus pergi dari hidup Hansel."
"GILA! KAMU GILA! SUSTER, DISINI ADA ORANG GILA JAHAT! TOLONG!" Nadifa berteriak kuat, dia meronta-ronta ingin memukul Rubby. Namun Rubby sudah menjauh terlebih dahulu.
"Dah Nadifa, sampai ketemu lagi?"
"AKU ENGGAK MAU KETEMU KAMU LAGI! AKU BENCI KAMU!"
Rubby tertawa. Ia buru-buru membalikkan tubuh dan memakai maskernya, untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession The Big One ✓
Romance[SELAMAT MEMBACA] ** Dia adalah seorang bintang ternama yang sering di bicarakan di berbagai serial media. Kehidupan yang sering di jalaninya adalah sebagai aktor film. Ada salah satu aktris yang berhasil membuatnya seperti tersihir. Dia adalah Griz...