27. Penyadap

608 28 0
                                    


Sebenarnya Rubby bisa saja tetap stay pada lokasi shooting, tetapi melihat wajah Hansel membuatnya malas. Lagipula jarak tempuhnya sangat dekat. Sengaja, apartment ini memang di sewa juga untuk keperluan shooting.

Cewek itu merebahkan tubuhnya di atas kasur, merasa nyaman karena bisa merasakan sensasi nikmat dari kelembutan kasurnya. Kasur yang muat untuk dua orang lebih ini ia kuasai sendiri.

Rubby menguap lebar, sembari satu tangan menggaruk punggungnya yang gatal. Wajar saja, dari pagi dia memang tidak mandi karena terlalu malas bersentuhan dengan air dingin.

Ya! Rubby memang tipikal orang yang sangat malas mandi, tidak bisa di paksa kalau tidak mau. Air dingin itu seolah bisa membekukan tubuhnya jika tersentuh.

Dengan keraguan, kemalasan dan keterpaksaan. Ia berencana untuk mandi malam ini. Ia berdiri, mengambil pakaian dalam dan setelan tidur nyaman. Melihat sekilas pada kasur, kembali berbaring disana.

'Lima menit  dah, masih cape.'

Lima menit yang sudah terlewat di gunakan untuk memainkan ponsel. Lantas cewek itu berinisiatif lagi untuk mandi.

'Apa sih, kenapa kamar mandinya jauh banget?'

Padahal enam langkah berjalan pun dia sudah bisa menginjak area kamar mandi.

“Hah ..., kenapa sih harus mandi? Cape banget!” Meski mengeluh, pada akhirnya Rubby berjalan menuju kamar mandi.

Tidak bisa kalau tidur dalam keadaan belum mandi, apalagi sudah tercium bau-bau harum dari tubuhnya karena belum mandi sejak pagi:-D

Selesai sudah ritual mandinya yang selesai dalam waktu tiga puluh menit. Menghabiskan waktu cukup lama meski awalnya mandi malas. Di dalam sana dia melakukan berbagai hal untuk membersihkan tubuh.

Rubby menuju meja rias, menyisir rambutnya yang masih basah. Dia membiarkan rambutnya kering sendiri tanpa bantuan alat.

Tangannya mengacak-ngacak tas, mencari pelembab bibir yang ia bawa kemana pun–termasuk lokasi shooting.

Namun sedetik kemudian dia berhenti mencari. Rubby terpaku pada alat berukuran kecil bulat yang berada di tasnya–barang yang bukan miliknya.

Terperangah sesaat, Rubby tahu benda itu adalah penyadap suara yang bisa mendeteksi suara dari jarak lumayan jauh sekalipun.

Cewek itu memperhatikan seksama sembari berfikir.

'Siapa ... siapa ... kak Denis? Eh tapi mana mungkin cowok modelan dia. Terus siapa–'

“Hansel?” Rubby berucap spontan dengan suara pelan.

Dia kembali memperhatikan alat penyadap itu. Benarkah cowok itu yang melakukannya? Kalau pun benar, untuk apa?

Rubby terkekeh kecil, menaruh kembali alat itu di atas meja. Tidak berniat membuangnya. Akan ia cari tahu nanti.

Cewek itu membuka group chat yang berisi empat orang. Rubby mengirim pesan terlebih dahulu.

You:
menurut kalian kalau ada yg naro alat penyadap suara, kenapa?

Elvaretatut
bjir, sp tu yg naro??^_^

You:
kalau si hansel mungkin ga?

Elvaretatut
bjir bjir bisa jadi cok T~T

Xaveraaa
anjir, Hansel senekat itu?🤙😢 tiati lo, buang aja alatnya

You:
gue mau cari tau dulu, dia ato bukan yg naro, lagian kalo beneran dia, ngapain sih tu anak?🙄

Obsession The Big One ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang