Setelah pergantian jam ke 6, Hasna dan juga teman-temannya tengah berada diluar kelas, tentunya untuk menghirup udara segar setelah hampir dua jam belajar matematika.
Terlebih Hasna, lihat lah! Gadis yang selama dikelas tadi hanya tertidur kini sudah kembali aktif dengan bergurau bersama teman-temannya.
Biasa, Hasna memang begitu. Saat pelajaran saja lesu tapi setelah waktu belajar habis, nyawanya kembali full dan siap beraktivitas kembali."Eh, masuk gais." Ucap Sisil berlari memasuki kelas diikuti oleh teman-temannya.
"Pina, aku ngga suka pelajaran ini. Keluar aja yuk." Ucap Hasna.
"Ide yang bagus, tapi ntaran, nunggu diabsen dulu." Ucap Pina.
"Okeyy," Jawab Hasna sumringah.
"Astaghfirullah ukhtii, tobat!" Ucap Keysa menegur kedua sohib nya, tak lupa, kedua tangan itu meraup wajah teman-temannya.
"Buset, tangan lo bau terasi!" Semprot Pina.
"Hehe iya, tadi abis makan sambel terasi." Jawab Keysa menyengir.
"Cuci tangan engga?" Tanya Pina.
"Cucii lah, tapi engga pake sabun. Madrasah kan ngga nyediain sabun." Ucap Keysa.
"Ada tau, kamu sih ngga minta di TU." Ucap Hasna.
"Gue mana sempet, keburu masuk tadi." Jawab Keysa sembari mencium kembali telapak tangannya.
"Iya, masih bau." Cengirnya yang mendapatkan pelototan dari Pina.
"Kamu mau ikut engga? Nanti kita keluar beli jajan diluar sekalian motoran." Ajak Hasna menatap Keysa.
"Ngga mau, masa boti." Ucap Keysa sembari memainkan bolpoin miliknya.
"Hah?! Boti apa?" Tanya Pina kaget.
"Bonceng tiga." Jawab Keysa.
"Kirain boti yang mana." Gumam Pina.
"Udah diem, tuh mau diabsen." Ucap Hasna yang melihat gerak-gerik guru mereka yang sudah membuka buku absensi.
Benar saja, setelah diabsen, Hasna dan juga Pina izin kebelakang untuk melakukan aksinya. Keduanya berjalan menuju gerbang sekolah meminta pada satpam untuk membukakan gerbang nya.
"Mau kemana ini neng geulis?" Tanya Satpam itu.
"Pak Aji, tolong bukain gerbang nya dong, kami mau ambil tugas dirumah." Ucap Hasna.
"Surat izin nya mana?" Tanya Pak Aji.
"Lah, pake izin segala. Ini mah tinggal keluar habis itu ngambil tugas udah, ntar balik lagi Pak." Ucap Pina.
"Ya memang harus atuh, kan peraturan nya begitu." Ucap Pak Aji.
"Wahhh, pak, kami lagi buru-buru banget, keburu dikumpul. Guru nya ini yang nyuruh ngambil tugas nya." Ucap Hasna.
"Ya harus ada bukti dong, sana minta surat izin dulu. Kalau udah, baru saya kasih buka gerbang nya." Ucap Pak Aji.
"Ck, ayo Na." Ajak Pina lalu berjalan menuju ruang piket guna meminta surat izin agar diperbolehkan untuk keluar kelas.
"Assalamu'alaikum." Salam keduanya.
"Wa'alaikumsalam, mau apa ini?" Tanya guru piket tersebut.
"Ibu, mau minta surat izin pulang." Ucap Hasna.
"Kenapa pulang?" Tanyanya menatap kedua siswi ini secara bergantian.
"Mau ambil tugas bu, ketinggalan dirumah." Ucap Hasna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
General FictionBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...