sulit ditebak

3K 151 5
                                    

Hasban yang baru saja pulang dari masjid pun segera masuk kedalam rumah. Memang lelaki itu sholat subuh di masjid, Sedangkan Hasna dirumah karena perempuan itu harus mandi terlebih dahulu.

Hasna yang baru saja selesai menunaikan sholat subuh, bergegas berlari kala mendengar suara gerbang dibuka oleh seseorang yang tak lain adalah Hasban, suaminya sendiri.

Dengan mukena yang masih terpasang pada tubuhnya. Hasna berlari menuruni tangga guna menyambut Hasban yang baru saja pulang dari masjid. Sedangkan Hasban yang berada diambang pintu sudah kocar-kacir melihat Hasna yang berlari kearahnya.

"Diem disitu!" Tegas Hasban sembari mengangkat tangannya kode agar Hasna berhenti berlari.

Buru-buru lelaki itu menghampiri Hasna dengan langkah lebarnya. Bukannya berhenti, Perempuan itu malah semakin mempercepat langkahnya yang membuat Hasban mendatarkan wajahnya. Kebiasaan, ngeyel.

"Hasna kangennn." Ucap Hasna saat tiba didepan Hasban.

"Kenapa lari-lari?" Tanya Hasban.

"Mau peluk Mas, kayak gini." Ujar Hasna beralih melingkarkan kedua tangannya pada perut Hasban.

Hasban yang tadinya ingin marah, kini salah tingkah dibuatnya. Melihat kelakuan istrinya yang lucu ini, mana bisa ia memarahinya. Hasban membalas pelukan Hasna. Ia kecup pucuk kepala Hasna dengan sayang lalu bergerak mengusap-usap punggung Hasna.

"Lain kali jangan diulang ya, sayang."

"Adek ngga takut jatuh, hm? Kamu ada bayi disini lho. Ngga boleh lari-lari seperti itu." Ucap Hasban sembari merapikan helai rambut yang keluar dari mukenanya.

"Maaf. Hasna udah keburu kangen banget soalnya. Denger suara gerbang dibuka Hasna langsung pengen cepet-cepet samperin mas." Ucap Hasna dengan raut bersalah.

"Besok jangan diulang ya? Mas takut kamu kenapa-napa." Ucap Hasban.

"Iya, lain kali Hasna hati-hati. Ngga akan lari-larian lagi deh." Jawab Hasna sembari memperlihatkan giginya yang rapih.

"Awas dulu ya, mas mau ganti baju. Sudah jam lima." Ucap Hasban melepas tangan Hasna yang melingkar diperutnya.

"Mas ngga usah ngajar ya?" Pinta Hasna dengan cemberut.

"Ngga bisa, dek." Jawab Hasban sembari berbalik menatap istrinya.

"Aaaaa! Hasna mau seharian sama mas." Ujar Hasna mengekor dibelakang Hasban.

Kini keduanya sudah berada didalam kamar. Hasban berjalan kesudut ruangan guna melepas baju koko serta peci miliknya. Lalu beralih pada sepasang seragam yang sudah disiapkan oleh Hasna.

"Masssss!" Rengek Hasna.

"Mas ngga bisa izin, dek. Nanti ada rapat penting disekolah." Ujar Hasban sembari memakai pakaian nya.

"Mas janji, kalau sudah selesai pekerjaan nya, mas langsung pulang." Lanjutnya sembari mengusap kepala Hasna dengan lembut.

"Maunya mas disini aja temani Hasna." Lirih perempuan itu.

"Iya, nanti kan kalau Mas sudah pulang bakal temani kamu terus." Ucap Hasban.

"Mas kerja nya lama, Hasna kan ngga bisa lama-lama tanpa mas Hasban." Ujar Hasna mendongak menatap Hasban. Hasban terkekeh mendengarnya, lelaki itu bergerak menangkup kedua pipi Hasna sembari ia usap dengan lembut.

"Cuma sebentar. karena rapat itu, nanti anak-anak dipulangkan lebih awal." Ucap Hasban lalu mengecup kening Hasna hangat.

"Bener ya?"

"Iya sayang." Jawab Hasban.

"Awas aja bohong." Ancam Hasna sembari memberikan tatapan tajamnya.

"Engga bohong, mas-"

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang