Hari ini, Hasna kembali berulah. Pagi setelah menyelesaikan ritual mandi dan berganti pakaian, gadis itu berteriak heboh melihat seekor anak ayam nya terkapar kaku didalam kandang nya. Hasban yang tengah mengelap motornya pun bergegas menghampiri Hasna diatas. Bahkan lelaki itu dibuat keteteran karena harus menguburkan anak ayam itu dihalaman belakang rumah nya.
Dan kini, bukannya bersiap-siap, Hasna hanya berjongkok disamping gundukan tanah itu sembari menaburi bunga melati yang ia petik dihalaman rumahnya.
"Maafin Umma, ya nak." Ucap Hasna seolah benar-benar ditinggal oleh anak nya.
Hasban yang berdiri diambang pintu hanya mampu menggelengkan kepalanya pelan. Menatap Hasna dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.
"Hasna." Panggil Hasban.
"Sudah siang, mau berangkat kapan?" Tanya Hasban.
Hasna menoleh menatap Hasban dengan bibir yang melengkung kebawah. Gadis itu beralih menatap kuburan anak nya dengan sendu. "Mas." Lirih nya.
Hasban berjalan menghampiri Hasna, berdiri disamping gadis itu sembari mengusap kepala Hasna dengan lembut.
"Abizar, meninggal." Ucap Hasna.
Hasban tersenyum tipis mendengarnya, ia menghela nafasnya panjang sembari menatap gundukan tanah itu.
"Ngga apa-apa, besok beli lagi ya." Ucap Hasban menarik Hasna agar bangkit dari posisinya.
Hasna menganggukkan kepalanya pelan sembari melingkarkan kedua tangannya pada perut Hasban. Sedangkan Hasban tersenyum tipis melihatnya, mengusap sebelah pipi Hasna lalu merangkul Hasna masuk kedalam rumah.
"Sekarang berangkat, udah siang ini." Ucap Hasban sembari menutup pintu itu.
"Hasna ngga bersemangat." Ucap Hasna lesu, duduk didepan pintu utama rumahnya sembari mengenakan kaos kaki miliknya.
Cup.
"Biar semangat." Ucap Hasban mengedipkan sebelah matanya.
Sang korban menatap pelaku dengan tajam sembari mengusap bibirnya dengan kasar. Gadis itu benar-benar kesal karena tingkah Hasban yang hobi nyosor. Hasna sendiri tidak tau semakin kesini Hasban semakin terlihat mesum dimatanya.
"Mas Hasban ngerti ngga sih! Hasna itu ngga suka dicium-ciummm, Hasna udah bilang berkali-kali tapinya apa? Mas selalu begitu lagi!" Ucap Hasna menghentak-hentakkan kedua kakinya.
"Iya-iya, Maaf. Sini mas hapus bekas nya." Ucap Hasban terkekeh pelan.
"Ogah!" Balas Hasna dengan nada ketus sembari berjalan menghampiri Hasban yang sudah duduk dimotornya.
"Ngga boleh ketus sama suami." Ucap Hasban menjawil hidung kecil milik Hasna.
"Nggi bilih kitis simi siimi." Ucap Hasna mencibir. Gadis itu meraih helm miliknya lalu ia kenakan dengan kasar.
"Pelan dek, sakit nanti kepalanya." Ucap Hasban sembari membenarkan jilbab Hasna yang terlihat berantakan didalam helm, bahkan rambut gadis itu ikut keluar.
"Udah ah! Ayok jalan!" Ucap Hasna duduk dibelakang Hasban.
Hasban kembali geleng-geleng kepala melihat tingkah Hasna, gadis itu selalu saja ada tingkah-tingkah absurd nya.
"Pegangan dulu." Ucap Hasban.
"Apa sih, ngga bakal jatuh juga. Hasna kan mermaid punya kekuatan." Ucap Hasna sembari memutar bola matanya malas.
"Dek! Ngga jalan lho ini kalau kamu belum pegangan." Ucap Hasban.
"Udah!" Ucap Hasna memegang ujung jaket milik Hasban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
General FictionBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...