"Gerah bangetttt!" Seru Hasna yang merasakan gerah, bahkan kipas yang menggantung diatas juga tidak memberikan efek sejuk pada Hasna yang duduk dipaling pojok."Wahhh, dosa lo tuh kebanyakan makanya kepanasan." Celetuk Ahnaf mengundang tawa.
"Kayak situ ngga punya dosa aja!" Semprot Hasna lalu berjalan kedepan kelas guna mencari angin. Lagi juga, guru yang mengajar sudah izin kekelas jika beliau tidak bisa hadir mengajar dan hanya memberikan tugas pada siswanya.
Rupanya, didepan kelas tidak hanya Hasna saja. Pina yang sedari tadi tidak dikelas pun ternyata berada diluar bersama dengan Sisil dan Anin yang sudah sepaket itu yang kembali berulah dengan segala kerandoman nya.
"Lemes banget, kenapa ya?" Tanya Hasna seraya merebahkan kepalanya dipaha Pina, menjadikan paha gadis itu sebagai bantal.
"Mau meninggoy." Celetuk Pina.
"Astaghfirullah Pipinnnn!! Ih omong nya!" Pekik Hasna seraya menampol pelan mulut Pina yang berbicara ngawur.
"Canda elah." Kekeh Pina.
"Canda-canda. Kalau di Aamiinin sama malaikat gimana?" Sungut Hasna menatap Pina dari bawah.
"Gue takziah lah, kerumah lo." Jawab Pina yang langsung mendapat cubitan dilengannya. Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Hasna.
"Ya Allah! Jangan cubit-cubit napa!" Sentak Pina seraya mengusap-usap lengannya yang terasa panas karena ulah Hasna.
"Siapa yang salah? Situ sih kalau ngomong suka ngawur. Coba bayangin, kalau beneran kejadian yang sedih juga kamu kan?" Ucap Hasna bangkit dari posisinya dan menatap kedua temannya yang masih terbahak.
"Fifahhhh!" Panggil Keysa menghampiri teman-temannya dengan muka bantal. Biasa, bangun tidur bun.
"Cuci muka sono, iler lo tuh kemana-mana." Ucap Anin mengundang tawa.
"Sialan! Diem lo jigong banteng!" Desis Keysa.
"Fahhh! Anter gue kekamar mandi." Ajak Keysa seraya menarik Hasna agar bangkit dari duduknya.
"Skuyyyyy!" Ucap Hasna dengan antusias. Kalau sudah kekamar mandi mah semangat empat lima. Apa lagi kalau kekantin, ya ngga, Na?
Yoiiiii
Hasna dan Keysa berjalan beriringan menuju kamar mandi. Jangan lupakan gadis itu yang terus bersenandung dari depan kelas hingga sampai dikamar mandi.
"Monggo, mba Kekeyy, berak nya jangan lupa disiram nggih." Ucap Hasna mempersilahkan Keysa.
"Sembarangan! Gue cuma mau cuci muka doang." Ucap Keysa seraya menoyor kepala Hasna pelan.
"Jangan lupa disiram Key!" Ucap Hasna ketika Keysa telah masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya.
"Ee mu bau soalnya." Lanjutnya lalu terbahak.
Tak berselang lama, Keysa keluar dari kamar mandi seraya melepas jarum pentul yang menancap dijilbannya.
"Wudhu sekalian apa nanti aja?" Tanya Keysa. Hasna menoleh, seolah berpikir lalu bertanya pada Keysa saat ini sudah menunjukkan pukul berapa.
"Jam 11.35" Jawab Kesya sembari melirik arloji nya.
"Sekarang aja yuk, nanti ngga perlu antri lagi." Ucap Hasna yang diangguki oleh Keysa. Keduanya sontak saja berjalan memasuki kamar mandi guna mengambil wudhu.
"Segerrrr nyaaaa!" Ucap Hasna yang baru saja keluar dari kamar mandi. Diliriknya Keysa yang sudah berdiri didepan cermin seraya membenarkan jilbabnya.
"Yuksss." Ajak Hasna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
Fiksi UmumBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...