jilat ludah?

3.7K 183 5
                                    

Hasna berdiri didepan cermin yang berada didalam kelasnya. Gadis itu tengah membenarkan letak mukena nya. Memastikan tidak ada lagi helaian rambut yang keluar dari mukenanya.

Setelah dirasa siap, gadis itu segera berjalan kedepan guna berkumpul dengan teman-temannya yang tadi masih berada didepan kelas, berbincang juga bergurau bersama.

"Loh, kok aku ditinggal?!!!" Ucap Hasna menatap gerombolan temannya yang sudah masuk kedalam masjid.

"Lo sih, lama." Ucap Anin terbahak. Gadis itu tengah kedatangan tamu bulanan, jadinya nyantuy didepan kelas bersama beberapa teman lainnya.

"Kampret banget!" Gadis itu segera berlari membelah lapangan, menerobos beberapa orang yang juga hendak ke masjid.

Suara sandal yang bertepuk dengan lapangan begitu terdengar jelas ditelinga. Kebetulan, Hasban dan juga beberapa guru yang hendak menunaikan sholat dzuhur berjamaah juga melewati lapangan tersebut, yang biasanya lewat pinggir entah kenapa para pegawai itu melewati tengah-tengah lapangan dengan terik matahari yang menyilaukan.

Lelaki itu geleng-geleng kepala pelan melihat tingkah nya. Tidak ada lelah nya jika dilihat, Hasna ini. Tadi saja ia melihat dengan jelas jika Hasna bermain lempar bola dengan teman-temannya dan kini kembali berlari-lari menuju masjid.

(Apa ya nama jelasnya, aku ngga tau. Pokoknya kita mainnya pakai bola dari kertas yang dibentuk bulat jadi bola, terus diberi plester. Nah, cara mainnya yang kena bola itu bakalan jadi, kejar-kejaran gitu deh) -🌼

Hasban hanya takut gadis itu akan terpeleset dan jatuh nantinya. Tapi sepertinya tidak akan terjadi, mengingat kelincahan gadis itu dalam bergerak.

Kembali pada Hasna, gadis itu sudah duduk dibarisan paling depan sembari menyandar pada bahu Keysa yang tengah berbincang dengan teman-teman lainnya.

"Capekk." Ucap Hasna sembari menselonjorkan kedua kakinya.

"Jangan gitu kakinya, tuh Imam nya aja udah datang." Ucap Keysa sembari menoel paha Hasna, kode agar kembali menekuk kedua kakinya.

Hasna hanya menurut, sedikit mendongakkan kepalanya hingga matanya saling bertemu dengan mata tajam Hasban. Hasna langsung menundukkan kepalanya kala Hasban melempar senyum tipis padanya. Padahal sudah biasa diberi senyuman seperti itu, tapi masih saja mleyot.

"Laki lo berdamage banget ye, Fah." Bisik Keysa. Beruntungnya, Hasna berada dibarisan paling ujung, dan sisi kanannya diisi oleh Pina dan Keysa. Jika berbisik pun tidak akan ada yang mendengarnya.

"Huum, awas lho ya sampe suka sama suami aku." Ucap Hasna memperingati Keysa yang cengegesan itu.

"Suami aku ngga tuhhh!" Ledek Keysa yang mengundang kekehan dari Pina.

"Ihhh Key! Aku ngga mau dipoligami." Ucap Hasna ikut bangkit dari duduknya karena sholat berjamaah akan segera dimulai.

"Tapi yang kayak begitu, identik dengan poligami." Ucap Pina yang membuat Hasna mengernyit heran, ingin bertanya namun sang imam sudah memulai sholat nya. Hasna mengerucutkan bibirnya kesal, gadis itu segera bersiap dan mengikuti imam.

Selepas Imam sholat menyelesaikan dzikirnya, ketiga gadis itu segera berjalan meninggalkan masjid lewat pintu samping. Sepertinya warga sekolah juga sudah tau jika ketiga siswa itu selalu keluar paling utama saat sholat berjamaah telah usai.

"Eh, kata kakak gue, rujak yang deket gereja itu udah buka lho." Ucap Pina.

"Oh tau gue, rujak es krim kan? Waktu gue beliin Kakak ipar gue juga enak banget cuy." Timpal Keysa.

"Wahhh enak tuh, seger deh kayaknya siang-siang begini beli rujak es krim." Ucap Hasna dengan binar dimatanya.

"Iya kan? Beli yuk." Ajak Pina.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang