manjanya bocah tengil

4K 181 0
                                    

Pagi harinya, seperti biasa Hasban terbangun pukul tiga pagi. Lelaki itu melirik sisi kirinya yang tak lain adalah Hasna. Hasban terkekeh pelan yang lagi-lagi melihat Hasna tertidur dengan kalem karena kedatangan tamu bulanan. Biasanya tidur Hasna itu seperti kincir angin tapi saat seperti ini gadis itu hanya terlentang atau miring mencegah kebocoran.

Hasban mengusap pipi Hasna lembut lalu mengecupnya singkat. Sengaja tidak membangunkan Hasna karena gadis itu tengah berhalangan.

Setelah melaksanakan sholat malam dan membaca Al-Qur'an, Hasban memilih untuk membangunkan Hasna, sebentar lagi akan masuk waktu subuh. Dan Hasna harus bersiap sekolah karena Hari senin akan diadakan upacara, jaga-jaga saja agar Hasna tidak kesiangan.

"Dek, bangun! Mandi." Ucap Hasban menoel-noel pipi berisi milik Hasna.

Hasban kembali mencoba beberapa cara agar gadisnya ini terbangun. Memang, Hasna ini sulit sekali untuk dibangunkan dari tidur nyenyaknya. Butuh kesabaran ekstra membangunkan putri tidur yang satu ini.

"Bangun sayang, kamu harus sekolah lho." Ucap Hasban mecubit hidung juga pipi Hasna agar gadis itu terbangun.

Hasban terkekeh pelan kala Hasna mengeliat dalam tidurnya, perlahan kedua mata itu terbuka. Hasna menyipitkan matanya berusaha menyesuaikan cahaya didalam kamar nya.

"Massss!" Panggil Hasna merengek.

"Iya?" Jawab Hasban.

"Hasna izin aja ya?" Ucap Hasna.

"Loh, kenapa izin?" Tanya Hasban seraya merapikan rambut Hasna yang berantakan.

"Hasna capek, perutnya sakit juga. Hasna juga belum nyetrika seragam, Mas." Adunya pada Hasban.

"Nanti perutnya diberi minyak atau koyo biar enakan, seragam nya biar saya yang setrika." Ucap Hasban tersenyum menatap Hasna yang semakin mengerucutkan bibirnya.

"Mandi atau saya cium itu bibirnya!" Ancam Hasban.

Hasna melototkan kedua matanya mendengar ucapan Hasban, ia raih guling yang berada disampingnya lalu ia gunakan untuk memukul Hasban dengan keras.

"Mesum!" Ucap nya lalu berlari menuju kamar mandi, sedangkan Hasban tergelak melihat tingkah istrinya.

Setelah Hasna selesai dengan ritual mandinya, juga Hasban yang selesai menyetrika seragam milik Hasna. Keduanya kembali duduk dipinggiran kasur.

"Saya mau kemasjid." Ucap Hasban.

"Ikutttt!"

"Adek kan baru berhalangan." Ucap Hasban mengingatkan. Hasna menyengir menyadari keadaan dirinya yang sedang berhadas.

"Hasna lupa." Ucap Hasna.

"Masih muda sudah pikun kamu." Ucap Hasban menyentil ujung hidung Hasna yang membuat gadis itu mengeluarkan protes.

"Namanya juga manusia!" Ujar Hasna sembari memukul lengan Hasban yang dibalas kekehan kecil oleh sang empu.

"Saya tinggal dulu ya, ngga usah masak, perut kamu masih sakit kan? Nanti pulang dari masjid, saya mampir beli bubur ayam diperempatan." Ucap Hasban seraya mengecup kening Hasna dengan sayang.

Hasna hanya mengangguk saja, toh memang benar perutnya masih terasa nyerinya, berjalan saja ia sering menahan langkahnya karena perut nya yang sakit.

💐💐💐

Dikelas Hasna, jam pertama terjadwal Qur'an Hadits. Kini, Hasban tengah menerangkan pada siswa siswinya. Semua siswa terfokus pada penjelasan Hasban, berbeda dengan Hasna yang sedari tadi terus menempelkan pipinya ke meja.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang