Hasna membuka kedua matanya kala merasakan usapan lembut dikepalanya. Gadis itu menoleh menatap Hasban yang duduk disampingnya dengan senyum yang merekah dibibirnya. Lelaki itu membangunkan Hasna untuk sarapan. Tidak baik juga Hasna tidur setelah sholat subuh.
Lelaki itu menatap gemas Hasna yang kini tengah merenggangkan otot-ototnya.
"Bangun dulu yuk, kamu belum sarapan." Ucap Hasban menyibak selimut yang Hasna kenakan.
"Sakit tau!" Ucap Hasna merengut kesal.
Hasban terkekeh pelan mendengar nya. Semalam mereka benar-benar melakukan itu. Hasban yang meminta akibat tidak dapat menahan nafsunya. Untungnya Hasna tidak menolaknya hingga hasrat nya tersalurkan.
Pagi ini Hasban merasa lebih bahagia dari sebelumnya. Maklum, baru dapat jatah.
"Maaf ya." Ucap Hasban sembari mengusap kepala Hasna dengan sayang, lalu bergerak mencium ubun-ubun Hasna.
"Sakit banget ya?" Tanya Hasban.
"Menurut ngana?" Balas Hasna melirik Hasban dengan sinis. Gadis itu kembali mendengus kala Hasban terkekeh kecil seraya mengusap rambutnya dengan pelan.
Lelaki itu duduk dipinggiran kasur dengan Hasna yang berada disampingnya. Gadis itu menerima uluran mangkuk yang berisi bubur ayam.
"Habis ini pulang kan?" Tanya Hasna yang diangguki oleh Hasban.
"Atau mau nginap lagi?" Tanya Hasban menggoda Hasna dengan menaik turunkan alisnya.
"Ogah!" Balas Hasna sengit.
Gadis itu dengan buru-buru menghabiskan bubur ayam miliknya. Lalu menyimpan mangkuk bekas nya kedalam nampan. Mengamati Hasban yang sedari tadi tidak juga melunturkan senyumnya.
"Mas Hasban kenapa senyum teruss?" Tanya Hasna.
"Ngga boleh?" Tanya Hasban.
"Ya aneh. Biasanya ngga gitu." Ucap Hasna sembari menggaruk rambut nya yang tidak gatal.
"Mas senang, dek. dapat asupan bergizi." Ucap Hasban sembari terkekeh pelan.
"Oh ya? Apaan tuh asupan nya." Ucap Hasna.
"Kamu." Jawab Hasban.
"Kok Hasna?" Tanya Hasna dengan menunjuk dirinya sendiri. Hasban kembali terkekeh melihatnya.
"Terimakasih untuk yang semalam." Ujar Hasban kembali mencium kening Hasna lalu bangkit sembari membawa nampan miliknya sesangkan Hasna menunduk menyembunyikan pipinya yang merona. Sungguh, ia malu.
"Aghhhh! Ummiiiii! Anak mu dinodai Om Hasban." Ucap Hasna sembari menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Hasban semakin terbahak mendengar suara Hasna. Tidak habis fikir dengan tingkah Hasna. "Dah, mau disini saja atau gimana? Nanti jam sepuluh kita pulang ya." Ucap Hasban kembali mendekati Hasna.
"Rebahan bentar ya? Hasna capek." Ucap Hasna seraya kembali merebahkan tubuhnya dikasur.
"Duduk saja sini," Ucap Hasban menarik Hasna hingga kembali terduduk. Memangku Hasna sembari menyimpan dagunya dibahu Hasna.
Hasna menyenderkan kepalanya didada bidang Hasban. Menggenggam lengan Hasban sesekali memejamkan matanya, menikmati masa-masa berduaan dengan Hasban.
"Hasna mau tiduran padahal." Ucap Hasna.
"Nanti yang ada rasa malas nya ngga hilang-hilang." Ucap Hasban kembali mengecup pipi gembul milik Hasna.
"Mas." Panggil Hasna.
"Iya?"
"Nanti bakal ada adek bayi disini nya Hasna?" Tanya Hasna sembari mengusap perut ratanya. Hasban dibuat terkekeh mendengarnya. Lelaki itu ikut mengusap perut Hasna dengan senyuman yang tak kunjung mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
General FictionBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...