berkunjung kerumah pakde

3.4K 161 7
                                    

Tak terasa, sudah sepuluh hari berlangsung. Kelas dua belas juga telah menyelesaikan ujian kelulusan nya. Dan saat ini mereka sudah bebas hanya tinggal menunggu hasil nya saja. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Hasna yang nyatanya penyuka hari libur kini memanfaatkan untuk bersantai dirumah.

Walaupun Hasna kerap merasa kesepian karena Hasban yang selalu mengajar disekolah. Tapi rasa kesepian nya itu terbayarkan karena Hasban pulang lebih awal dibanding biasanya. Seperti saat ini, Hasna menyambut Hasban didepan rumah nya sembari membawa sapu.

"Masssssss!" Hasna menghambur kepelukan Hasban.

"Sudah makan?" Tanya Hasban seraya mengecup kening Hasna.

"Udah dongsss, mas udah makan belum?" Tanya Hasna.

"Kebetulan sudah." Jawab Hasban merangkul Hasna kedalam rumah.

"Hari ini sabtu kan? Kita kerumah Pakde Danang ya? Kebetulan dirumah pakde ada acara syukuran." Ujar Hasban.

"Syukuran apa, Mas?" Tanya Hasna.

"Empat bulanan, sayang. Mba Anggun kan sedang hamil." Ujar Hasban.

"Ouuuu, gituu." Respon Hasna.

"Tapi nanti sebelum kerumah Pakde, beli martabak dulu ya? Hasna udah lama engga beli itu." Ucap Hasna.

"Boleh." Jawab Hasban tersenyum manis kearah Hasna.

"Kelas dua belas kapan masuk nya, mas?" Tanya Hasna.

"Lho kok tanya sama mas, pengumuman kemarin gimana?" Ucap Hasban.

"Ngga tau."

"Kok ngga tau? Ngga dengerin kamu." Ucap Hasban mencubit ujung hidung Hasna. Bibir Hasna mengerucut lucu yang membuat Hasban tak tahan untuk mengecupnya.

"Hasna udah bosan, empat hari dirumah cuma bikin Hasna cape. Mau beberes rumah juga tiap hari udah, mau rebahan, Hasna bosan juga gaya nya gitu-gitu aja." Ujar gadis itu.

"Ya memang kalau tidur mau gaya gimana dek?" Ucap Hasban terkekeh pelan.

"Apa kek, masa cuma baring, miring kanan miring kiri, tengkurap, ngeringkuk. Coba kalau bisa sambil kayang, Hasna mau tuh coba yang baru." Jawab Hasna.

"Kamu ini, mana bisa begitu." Ujar Hasban sembari menyimpan tas nya.

"Hasna udah ngga ada tugas kan ya? Kalau mau kelulusan, tugas-tugas yang belum di kerjakan nanti diminta ngga sama guru-guru?" Tanya Hasna.

"Tergantung, kalau nilai kamu kurang untuk rapotan mungkin guru mapel nya minta tugas kamu untuk tambahan nilai." Ujar Hasban.

"Kayaknya ngga deh, Hasna kan mengerjakan tugas terus sekarang. Cuma ada beberapa aja ding." Ucap Hasna.

"Iya, ngga kayak kelas sepuluh ya?" Ucap Hasban terkekeh pelan.

"Ihhh, ngga ya!"

"Ngga apa lho kamu ini? Mas dulu yang dapat laporan dari guru-guru. Sampai ada yang ngomel karena kamu."

"Ngapain aja kamu itu sampai ngga ngerjain tugas begitu?" Tanya Hasban.

"Untung pihak sekolah ngga panggil orang tua kamu karena sudah mempercayakan pada Mas untuk ngurus kamu."

"Saya sampai nyebut terus dek setiap ada guru yang ngomel."

"Ngueyel kamu!" Ucap Hasban sengaja menjedotkan keningnya dengan kening Hasna pelan. Mengingat kejadian dua tahun yang lalu membuat dirinya gemas dengan Hasna. Bisa-bisanya gadis itu tidak mengerjakan tugas-tugas dari bapak ibu guru. Apa tidak membutuhkan nilai, pikir Hasban.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang