tau

5.2K 254 3
                                    

Hari Sabtu, kelas Hasnda terjadwal pelajaran PJOK. Tepat setelah bel masuk berbunyi, Hasna dan beberapa teman dikelasnya baru akan berganti pakaian menggunakan seragam olahraga nya.

Sebelum-sebelumnya sih, Pak Hendra selaku guru PJOK selalu mengingatkan pada siswa-siswanya untuk menggunakan seragam dari rumah, karena dengan berganti pakaian mereka akan memotong jam pelajaran.

Tapi ya apa boleh buat, kebanyakan dari siswa nya ngeyel, Pak Hasban sampai kewalahan. Tapi yasudah, asal siswanya tidak membolos tidak masalah.

Seperti Hasna, kini ia dan kedua temannya berlarian menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Jelas saja mereka akan berebut kamar mandi.

"KYAAAAAAAA!"

"Heh, heh!"

"Kenapa teriak? Suara perempuan itu aurat! Ngga boleh teriak-teriak begitu!" Ucap Pak Ma'ruf sembari menatap tajam murid nya.

Hasna tersenyum kikuk menanggapinya, ia menunduk sembari berjaga jarak dari guru tersebut.

"Afwan Pak, nanti ngga diulang lagi." Cicit Hasna lalu ngacir kekamar mandi, sedangkan Pak Ma'ruf hanya geleng-geleng saja dan kembali berjalan menuju kelas yang terjadwal bahasa arab.

"Rame yah?" Tanya Hasna pada salah satu teman nya yang sudah berada dikamar mandi.

"Ngga, cuma penuh aja." Jawab Ismi.

"Sama aja." Balas Hasna lalu berdiri didepan pintu toilet, mengantri agar nantinya tidak direbut oleh orang.

"Kok ngga sama Keysa sama Pina?" Tanya Ismi.

"Ya itu, tadi kan cepet-cepetan ke kamar mandi, tapi mereka lelet jadi ya aku yang sampai duluan." Ucap Hasna terkekeh kecil.

"Ada-ada aja, oh ya, pertemuan kemarin kamu udah penilaian belum?" Tanya Ismi.

"Yang tenis meja ya?" Ismi mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah atuh, Mi. Absen aku kan diatas, tapi nanti tetep ngulang sih." Ujar Hasna mengingat perkataan Pak Hendra Minggu kemarin yang mengatakan jika Hasna masih harus perbaikan nilai.

"Lah kenapa?" Tanga Ismi semakin mendekat kearah Hasna.

"Karena bola nya ngga mantul, jadi nilai nya 0 nanti baru ambil nilai lagi." Jawab Hasna yang dibalas anggukan mengerti dari Ismi.

"Yah, Rame. Tau gitu dikamar mandi selatan aja tadi." Ucap Pina kala melihat beberapa siswa yang mengantri.

"Ahaha, muka nya merah." Ejek Hasna menatap Pina yang wajah nya memerah.

"Panas tau ngga? Gara-gara lantai nya lagi di pel gue harus lewat pinggir." Kesal Pina.

"Keysa mana?" Tanya Hasna.

"Dipanggil Bu Lidia, ngga tau deh kenapa." Ucap Pina menghampiri Hasna.

"Nanti, ganti baju nya barengan ya?" Ucap Pina.

"Ngga ah, kamu mah lama nanti keburu di absen sama pak Hendra." Tolak Hasna.

"Dih, gitu yah sama temen sendiri." Ucap Pina menatap Hasna sengit.

"Becanda, udah ayo cepet, jadi bareng ngga?!" Ucap Hasna kala pintu kamar mandi telah dibuka dan kini giliran mereka yang menggunakan kamar mandi tersebut.

"Mau join ngga, Mi?" Tanya Pina pada Ismi.

"Engga, bertiga tuh pengap." Tolak Ismi yang diangguki oleh Pina.

Setelah selesai, Hasna dan Pina berjalan menuju kelas untuk menyimpan seragam nya dan kembali kelapangan untuk mengikuti kegiatan olahraga.

"Key, tadi kenapa dipanggil sama bu Lidi?" Tanya Hasna.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang