memantaskan

4.3K 193 4
                                    

Minggu ini Hasna tengah bersantai didalam kamar nya. Ia sudah selesai membersihkan rumah. Mulai dari mencuci baju dan seragam sekolah, mencuci piring, mengepel dan menyapu. Setelah selesai Hasna tadi langsung membersihkan dirinya dikamar mandi, dan kini ia tinggal berleha-leha saja karena urusan nya telah selesai.

Sedangkan diluar sana, Hasban tengah sibuk mencuci motornya yang rutin tiap minggu sekali ia cuci agar tetap bersih. Selesai memotong rumput didepan rumah nya tadi, lelaki tersebut memutuskan untuk mencuci motornya saja, yah dari pada tidak ada kerjaan.

"Pak Hasbannn!" Panggil Hasan sembari berlari dari dalam rumahnya.

"Ck, ngga usah teriak-teriak! Ini dirumah bukan dihutan." Ucap Hasban menoleh kearah Hasna, menatap tajam gadis itu.

"Hehe, maaf." Cengir Hasna.

"Emm, Pak Hasban." Panggilnya lagi.

"Hasna boleh ndak ikut Pina sama Keysa jalan-jalan?" Tanya Hasna sembari memainkan batu krikil yang berada didepannya.

"Hanya bertiga?" Tanya Hasban.

"Eng, ngga tau juga." Jawab Hasna karena Pina dan Keysa bilang akan ada beberapa manusia yang ikut.

"Kesana naik apa kamu?" Tanya Hasban.

"Keysa mau jemput Hasna kesini, Hasna bilang kalau Hasna lagi dirumah saudara Hasna. Ngga papa kan, Pak?" Jawab Hasna sembari menatap Hasban penuh harap.

Hasban mengangguk saja sebagai jawaban. Mendapat anggukan dari Hasban, Hasna langsung girang.

"Trimakasi, Mas Suami." Ujar nya lalu berlari kedalam rumah, meninggalkan Hasban yang terdiam mendengar sebutan Hasna.

Hasban menunduk kepalanya, salting.

"Mas suami." Gumam Hasban mengulang perkataan Hasna tadi.

💐💐💐

Hasna dan kedua temannya sudah terduduk dikursi bersama dengan kedua teman sekolah mereka. Hasna hanya terdiam mendengar mereka yang dengan asyiknya mengobrol. Hasna hendak menimbrung tapi bingung karena Hasna tidak faham dengan pembahasan mereka.

Hasna menggerutu kesal, teman-temannya ini sangat menyebalkan, tau begini ia tidak ikut saja, lebih baik dirumah berduaan bersama Hasban.

Hueeee! Pak Hasban jemput Hasnaaa dong.

"Diem aja, Na." Kekeh Madhafa yang sedari tadi asik bercengkrama.

Hasna hanya tersenyum tipis, ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Ia tidak terlalu akrab dengan kedua lelaki didepannya ini. Memang sih salah satu nya teman kelas nya sendiri, tapi Hasna tidak terlalu akrab dengan laki-laki dikelas nya kecuali Radif dan Ahnaf, itu saja akrab karena tugas kelompok kelas sebelas.

Sedangkan Madhafa sendiri adalah teman Pina dari kelas Mipa. Hasna juga tidak terlalu akrab. Mereka hanya tau sebatas nama saja karena beberapa kali Pina sering mengajak nya untuk bertemu lelaki itu dikantin.

"Islamiah banget ya, Na. Sangat mencerminkan anak madrasah." Gurau Madhafa.

"Apa sih, ngga jelas banget!" Gerutu Hasna didalam hati.

"The real, i love madrasah." Ucap Pina terbahak.

"Ini lagi, si pipin malah ikut-ikutan." Desisnya. Hasna memutar bola matanya malas, ia benar-benar ingin pulang saja. Ia menyesal ikut dengan teman nya yang tidak jelas ini.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang