Fikih dan sendal

4.1K 172 1
                                    

Hari Selasa, tepat sekali kelas Hasna terjadwal pelajaran Fikih pada jam ke tiga dan empat. Kelas Hasna saat ini terasa ramai dengan suara sorakan serta teriakan teman-teman, tak sedikit pula dari mereka yang memukul-mukul kan benda apapun kemeja.

Hasna yang berada dipaling pojok belakang pun merasa jengah dengan ini semua, is tidak suka dengan pelajaran ini, ah lebih tepatnya materi saat ini.

Hasna sudah muak berada didalam kelas, terlebih lagi mendengar pembahasan yang sangat menggelikan ditelinganya ditambah suara teman-teman lelakinya yang membuatnya jijik.

"Sumpah, pengen keluar." Keluh Hasna dengan wajah tak enak.

"Nape lo?" Tanya Pina.

"Keluar yuk Pin, enek banget." Ujar Hasna.

"Lah kenapa?" Tanya Pina membalikkan tubunnya kearah Hasna yang duduk sendiri dimeja paling belakang.

"Ngga enak ah, bahasnya ginian mulu." Ucap Hasna.

"Iya juga ya, tapi kalau ngga ikut pelajaran ini ntar lo ngga tau apa-apa kalau udah nikah." Jelas Pina.

Hasna memutar bola matanya malas, masalah itu akan ia pikirkan nanti. Yang jelas, saat ini ia butuh minuman es yang dapat menghilangkan rasa-rasa enek yang ia rasakan.

"Nggapapa lah, sekali. Aku mau kekantin aja." Ucap Hasna lalu berjalan meninggalkan Pina yang nyinyir sembari menatap nya.

Hasna langsung girang kala mendapatkan izin oleh Pak Surya untuk kekamar mandi, padahal mah kamar mandi pojok sendiri alias kantin.

Gadis itu berjalan dengan riang dan sesekali menyapa beberapa warga sekolah yang ia kenal. Gadis itu terus melangkahkan kakinya hingga berhenti tepat dikantin. Memasuki kantin milik Ibu Jamilah hendak membeli minuman.

"Ibu, mau es teh satu." Ujar Hasna.

"Haduhh, es nya Habis neng." Ucap Bu Jamilah merasa tidak enak.

"Itu, barusan suami saya beli es batu." Lanjutnya.

"Ouhh, gitu yah."

"Lha gimana, buru-buru ngga?" Tanya Bu Jamilah.

"Iya sih, Bu. Hasna beli bakso tusuk nya aja lima ribu." Ucap Hasna, tidak apa tidak mendapat kan es diwarung Bu Jamilah, Hasna akan kembali ke Warung Ibu Sari saja.

Setelah mendapat bakso itu, Hasna segera berjalan menghampiri Ibu Sari yang tengah berjaga kantinnya sendirian. Biasanya sih ada saudaranya yanh membantu, tapi entah kenapa akhir-akhir ini beliau hanya berjualan sendiri.

"Ibu." Sapa Hasna ramah.

"Halo, Hasnaaa." Balik Ibu Sari.

"Hasna mau es teh dong satu, es nya banyakin yah." Ucap Hasna sembari mendudukan dirinya di kursi.

"Siap, kok tumben ngga jus jambu." Ucap Bu Sari.

Hasna menyengir saja, ia memang ingin es teh, ntah lah rasanya ingin mencoba yang baru saja. Maaf yah jambu, hari ini Hasna libur dulu mencintai kamu.

"Kamu kok sendiri e? Dua temen kamu ngga ikut?" Tanya Bu Sari seraya menyerahkan plastik yang berisi es teh itu pada Hasna.

"Ndak, lagi rajin anak nya." Jawabnya sembari terkekeh kecil.

Hasna bergerak membayar es tersebut lalu menyruput es teh miliknya yang langsung membasahi tenggorokan nya.

"Ahh, seger nyaaaaa." Ucap Hasna sembari bernafas lega. Rasanya sangat nikmat membuat kepala pusing nya hilang seketika.

"Ibu ini yah, memang top bikin es nya." Ucap Hasna sembari mengangkat kedua jempol nya.

"Iya lah, wong pake cinta kok buat nya." Kekeh ibu Sari.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang