Malam ini Hasna duduk bersila di atas kasur sembari membawa buku hadits milik Hasban. Gadis itu berniat menghafal sisa hadits yang ditargetkan oleh Hasban. Besok pagi, saat pelajaran Hasban, Hasna berniat melaksanakan hukuman yang diberikan oleh Hasban yaitu menyetorkan hafalan nya.
"Tumben belum tidur." Ucap Hasban sembari menyimpan segelas air putih diatas nakas.
"Ini semua karena Mas Hasban!"
"Tega-teganya ngasih hukuman begitu, hafalin dua puluh Hadits beserta artinya. Ngga kasihan apa liat istrinya ini susah?" Ucap Hasna melempar tatapan permusuhan pada Hasban.
Haisss, Hasna ini memang susah ditebak yah. Sore tadi saja masih romantis-romantisan, eh malam harinya kumat-kumatan jadi reog.
"Mau setor besok pagi? Saya kasih waktu kamu satu minggu lho. Kalau ngga sanggup jangan dipaksakan." Ucap Hasban seraya mengusap pucuk kepala Hasna dengan sayang.
"Ngga ah, besok aja biar ngga makin lupa. Hasan udah hafal lima belas nihh, sisa lima doang." Ucap Hasna seraya menunjuk lima jemarinya membuat Hasban terkekeh kecil.
"Huh! Ngga tau aja kan kamuuu? Dua hari berturut-turut Hasna hapalinn sampe malemm." Batin Hasna yang memang menghafalkan hadits-hadits tersebut disaat bersantai dan juga malam hari saat Hasban sudah tertidur.
"Coba sini setor ke saya, waktu itu kan saya bilang setengah setor disekolah, setengahnya lagi setor dirumah." Ucap Hasban mendudukkan dirinya dihadapan sang istri.
"Ngga mau ah, ngga adil banget. Siswa lain kalo dihukum sama Mas ngga ada ya keringanan begitu, setengah-setengah nyetornya. Namanya Mas pilih kasihh!" Jawab Hasna.
Hasban tersenyum mendengar jawaban bijak Hasna, rupanya gadis itu mulai berubah menjadi yang lebih baik.
"Yasudah, coba bunyikan. Saya koreksi kalau ada yang salah aja." Ucap Hasban yang diangguki oleh Hasna. Malam itu, terjadilah hafalan hadits antara Hasna dan Hasban. Tak hanya itu saja, Hasban juga menyebutkan beberapa hadits-hadits yang tidak Hasna ketahui.
"Udah, Hasna mau tidur." Ucap Hasna menyimpan kembali buku itu lalu menghempaskan tubuhnya kekasur.
Memejamkan matanya menikmati rasa lelah yang terasa hilang ketika telah merebahkan tubuhnya dikasur. Gadis itu masih setia menyapa seprai yang terasa lembut di kulit tubuhnya.
"Udah gosok gigi?" Tanya Hasban.
"Udahhh lahhhh! sini coba cium." Ucap Hasna yang membuat Hasban membolakan kedua matanya namun hanya sesaat.
"M-maksud Hasna cium bau mulut Hasnaaa!" Ulang gadis itu kala menyadari ada yang salah dari ucapannya.
"Kan kalau udah gosok gigi bau mulut nya beda, mm... seperti bau pasta gigi." Lanjutnya lalu memalingkan wajahnya tidak mau bersitatap dengan Hasban.
"Hasna, sini deketan." Ujar Hasna seraya terkekeh pelan.
"Apasihhh?!" Hasna bergerak menghentakkan tangannya yang disentuh oleh Hasban.
"Saya mau cium." Ucap Hasban semakin menggoda istrinya yang tengah salah tingkah itu.
"APAAN DIHHH! HASNA TADI SALAH OMONG DOANG!!!" Balas Hasna kesal sendiri sedangkan Hasban terbahak mendengarnya.
💐💐💐
Pagi ini di Madrasah, semua siswa dan bapak ibu guru berbaris dilapangan melaksanakan upacara bendera. Sama dengan Hasna dan kedua temannya yang berdiri dibarisan paling depan kelas nya. Ketiga gadis itu sampai menyipitkan matanya karena terik matahari yang menyilaukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
Fiksi UmumBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...