Hasna sudah sembuh dari sakitnya. Dan kini gadis itu ngotot untuk berangkat ke sekolah. Padahal biasanya paling senang kalau disuruh bolos, tapi ini malah ditolak mentah-mentah.
Hasban saja sampai lelah menyuruhnya berdiam dirumah saja. Hasna kan belum sembuh total, terlihat dari wajah nya yang masih sedikit pucat. Tapi apa boleh buat, Hasna merengek padanya bahkan pagi tadi sempat bertengkar hanya karena masalah ini.
"Bapak kok lama sih?" Tanya Hasna berdiri tepat didepan Hasban yang baru saja mengunci pintu rumahnya.
Gadis itu mendongak menatap kesal Hasban yang hanya menatap nya datar. Hasban menyimpan kunci itu diatas pintu seperti biasa lalu tangannya bergerak meraup wajah Hasna.
"Muka nya ngga usah kayak gitu." Ujar Hasban berjalan menuju motor yang sudah terparkir didepan teras.
"Ya Bapak sih! Lama, Hasna kan udah ngga sabar kesekolah." Jawab Hasna mengekor dibelakang Hasban.
"Pakai." Ucap Hasban menyerahkan helm warna ungu itu pada Hasna.
Hasna meraih helm itu setelah memakai nya, tangannya bergerak menyentuh jok motor Hasban yang membuat sang pemilik motor menatapnya heran.
"Kenapa?" Tanya Hasban.
Hasna menyengir lebar, menggeleng pelan sembari menepuk-nepuk jok motor milik lelaki tersebut. "Hasna cuma pastiin aja, jok nya licin apa engga." Jawab nya.
"Engga licin itu." Ucap Hasban.
"Iyah tau." Balas Hasna ikut naik keatas motor Hasban.
"Nanti turunin Hasna ditempat kemarin ya." Ucap Hasna sembari memajukan kepalanya agar Hasban mendengar ucapannya.
Hasban hanya mengangguk saja, ia hanya oke oke saja, terserah gadis itu mau diturunkan dimana. Hasban hanya berdoa semoga tidak ada yang melihat keduanya saja, bisa bahaya.
Sesampainya disekolah, Hasna langsung diserbu oleh Pina dan juga Keysa. Kedua gadis itu terus mengikuti langkah Hasna hingga kembali masuk kedalam kelas.
"Udah sembuh lo?" Tanya Pina.
"Kalau belum ngga mungkin aku sekolah." Jawab Hasna sembari melepas tas nya dari punggung nya.
"Ayo risol, Na." Ucap Keysa yang diangguki oleh Pina.
"Ngga ada baek-baeknya ya kalian, baru sampe aja langsung risol. Agak lainn kalian inii!!!" Gemas Hasna.
Keduanya terkekeh pelan melihatnya, ya gimana yah, mereka kan hanya menagih janji Hasna. Janji adalah hutang, mweheee.
•••
Bel pergantian pelajaran ke sepuluh telah berbunyi. Banyak dari siswa siswi yang bernafas lega terbebas dari pelajaran Geografi, dan kini berganti dengan pelajaran bahasa Inggris.
Hasna yang siap untuk tertidur pun urung karena Sisil yang memanggilnya.
"Ayo ngerjain tugas Vidio nya." Ajak Sisil.
"Tugas apaan woy?" Tanya Pina menatap Sisil terkejut, ia merasa tidak memiliki kekurangan tugas.
"Bahasa Inggris, minggu lalu kan kita disuruh buat tugas presentasi pake vidio." Ucap Sesil.
"Oh iya, gue inget. Siapa aja?" Tanya Pina.
"Gue, Anin, lo, Keysa, Hasna, sama Laila." Jawab Sesil yang sudah siap dengan segala teks yang akan digunakan untuk membuat video presentasi.
"Ayok dah, mau sekarang?"
"Iya sekarang aja. kita izin tuh sama Bu Diah, bilang kalau mau buat tugas punya dia, pasti dibolehin. Sekalian bolos." Bisik Sisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
General FictionBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...