wisuda

3.4K 160 10
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan Hasna. Disekolah pun mengadakan acara wisuda. Acara sudah dimulai beberapa satu jam lalu. Setelah diisi dengan sambutan-sambutan, ceramah dan beberapa pertunjukkan dari siswa kelas sebelas. Kini tiba saat nya para siswa mendapat samir dan rapot dari sekolah.

Satu persatu siswa dipanggil menurut absen. Hasban yang berada dibelakang kursi siswa-siswi itu bersiap mengangkat ponselnya guna memfoto istri kecilnya yang sebentar lagi akan naik ke panggung.

Hasban tersenyum tipis mengingat kejadian pagi tadi. Kejadian dimana Hasna yang terus merengek karena Hasban lambat bersiap, padahal Hasna masih harus pergi kerumah sepupunya untuk make up. Untungnya mereka tidak terlambat.

Disana Hasna tersenyum kearah kamera yang siap membidiknya bersama Bu Maryam selaku wali kelasnya.

Hasna turun dari panggung lalu berjalan menemui Abinya yang datang sebagai wali murid. Gadis itu mengecup punggung tangan Abi Aziz sembari menyerahkan rapot nya.

"Abi maaf ya, Hasna belum bisa selesai 30 juz." Ucap Hasna dengan sendu. Saat dipanggil dan disebutkan perolehan hafalan nya, Hasna sedikit minder karena teman-teman jauh lebih banyak dibanding dirinya.

Hasna merasa dirinya terlalu santai, bahkan sering mengabaikan hafalannya dengan Bu Ainun. Saat setoran pun kadang Hasna hanya menyetrokan tiga ayat. Beda dengan teman-temannya yang langsung menyetorkan belasan atau bahkan puluhan ayat.

Hanya diakhir-akhir waktu saja Hasna mengebut, ia mentargetkan agar selesai sekolah hafalan di juz lima nya selesai. Dan berhasil.

"Ngga apa-apa, Hasna kan sudah berusaha. Nanti dirumah tetap dilanjutkan ya hafalannya." Ucap Abi Aziz seraya mengusap kepala Hasna dengan sayang.

"Hasan sayang Abi." Ucap Hasna beralih memeluk tubuh sang Abi.

Selesai dengan Abi nya, Hasna bergerak kembali kekursinya. Bergabung dengan teman-temannya yang lain dan sibuk berfoto ria.

"Ayo foto bertiga." Ajak Pina.

"Gasssss!" Ujar Keysa sembari bangkit dari posisinya, mereka yang sudah mendapatkan samir mulai berpencar guna mencari spot foto.

"Didepan kelas sebelas ips satu aja tuhh." Tunjuk Keysa karna hanya tempat itu yang tidak terlalu ramai dengan teman-temannya.

"Oke." Kini ketiganya berjalan menuju kelas 11 IPS 1 untuk berfoto. Mereka meminta tolong pada salah satu anggota osis yang kebetulan lewat didepan mereka.

"Gileee, cakep banget gueee." Ujar Pina sembari menatap hasil fotonya.

"Aku keliatan tinggi." Ucap Hasna merasa puas dengan foto yang berada dilayar ponsel Pina.

"Lo pake hak tinggi, pantes aja tinggi!" Balas Keysa.

"Cuma lima senti." Jawab Hasna.

"Lima senti panjang mba bro." Balas Pina sembari berdiri disamping Hasna guna menyamakan tingginya dengan tinggi Hasna.

Kini tinggi keduanya sama rata, padahal Pina tidak memakai sepatu yang berhak tinggi. Ia hanya menggunakan sepatu selop saja.

"Eh, kayak ada yang perhatiin deh." Ucap Keysa sembari menolehkan kepalanya kesamping.

"Hmmmm, laki lo, Fahh!" Ujar Pina yang tau jika Hasban tengah menatap kearah ketiganya.

"Samperin dulu deh, ntar foto lagi kita." Ucap Pina mempersilahkan Hasna untuk menemui Hasban terlebih dahulu.

"Iya, aku kesana dulu ya." Ucap Hasna yang diangguki oleh Pina dan Keysa. Hasna berlari kecil menghampiri Hasban, lelaki itu tampak tersenyum kecil melihat Hasna yang berlari kearahnya.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang