Hari ini keberangkatan Keysa ke Kalimantan. Baik Pina maupun Hasna ikut mengantar Keysa kebandara. Masih ada waktu satu jam sebelum Keysa berangkat. Kini mereka duduk di kursi tunggu sembari bercengkrama. Memang, Keysa hanya sendiri. Tadinya sih kedua orang tuanya ikut mengantar Keysa, namun tiba-tiba saja Ayah nya mengurus pekerjaan nya yang harus ia selesaikan sebelum pindah ke Kalimantan.
"Udah dapet univ disana?" Tanya Pina pada Keysa.
"Udah," Jawab Keysa.
"Lo tiati disana. Sering-sering kabarin kita. Walaupun lo jauh dari kita komunikasi nya tetep jalan ye. Jangan apa-apa sendiri, Key. Kalau butuh seseorang bilang sama gue sama Hasna." Ujar Pina.
"Beres Pin, lo tenang aja." Balas Keysa.
"Sedih, Key. Padahal kita udah lama temenan, eh kamu malah pindah. Mana jauh lagi." Ujar Hasna dengan sendu.
"Ya mau gimana lagi? Rezeki gue disana mungkin." Balas Keysa.
"Lo jangan galauin gue. Ntar laki lo cemburu." Lanjutnya sembari membuka bungkus ciki.
"Dihh, pede! Yang galauin kamu juga siapa mba bro." Ucap Hasna.
"Halah, buktinya lo nangis-nangis mau gue tinggal pindah." Ujar Keysa meraup wajah Hasna dengan kedua tangannya.
"Itu formalitas aja sih sebetulnya." Jawab Hasna sembari terkikik geli.
"Asemmm!!!"
Pina terbahak mendengar percakapan keduanya. Bohong kalau ia juga tidak sedih. Justru, dirinya merasa kehilangan. Walaupun Keysa hanya pindah wilayah tapi tetap saja mereka akan merasa jauh. Baginya, Hasna dan Keysa adalah saudara nya. Rasanya berat jika berjauhan. Yang biasanya selalu bertiga, kini mereka harus berpisah karena masa depan.
"Lo jangan lupain kita Key. walaupun nanti lo dapet temen baru, jangan sampe kita asing." Ucap Pina.
"Ngga akan, lo berdua tetep bakal jadi sahabat terbaik gue." Ujar Keysa.
"Keysa, jahatttt!" Seru Hasna.
"Jahat-jahat!" Cibir Keysa sembari menyeruput minuman kopi yang ia beli tadi.
"Lo harus mengunjungi kita minimal sebulan sekali ya." Timpal Pina yang kini berdiri didepan Hasna sembari memotret area bandara.
"Betul, maksimal setahun dua belas kali." Sambung Hasna.
"Sama aje sebulan sekali dongo!" Sembur Keysa sembari memutar bola matanya malas.
"Ntar gue kesini kalau lo udah lahiran ye, bumil." Ucap Keysa sembari terkekeh kecil.
"Apaan lama amat! Nunggu aku lahiran kira-kira butuh waktu delapan bulan lagi." Protes Hasna sembari melirik Keysa dengan malas.
"Mang nape sih? Biar hemat ege! Lo kira pulang pergi sini Kalimantan murah? Kaga." Jawab Keysa menatap Hasna sengit.
"Bapak kau kan tajir, Key. Lo pulang seminggu sekali pun ngga bakal bangkrut bapak lo." Ujar Pina.
"Ngga bangkrut biji mata lo!" Sembur Keysa.
"Iya sih Pin ngga bangkrut, cuma gulung tikar aja." Sambung Hasna.
"Kurang ajar lo berdua!" Ucap Keysa sembari mencubit pelan kedua lengan teman nya.
Kini ketiganya kembali terdiam. Belum ada percakapan lagi. Kini mereka berdiam dengan pikirannya masing-masing. Bertepatan dengan itu, Hasna tidak sengaja melihat anak kecil dengan rambut yang dikepang dua tengah membawa permen lolipop. Melihatnya membuat Hasna ngiler saja. Entah bawaan bayi atau bagaimana ia juga tidak tau. Tapi rasanya Hasna benar-benar menginginkan permen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
General FictionBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...