kabar bahagia

4.2K 185 9
                                    

"Mas, negatif."

"Shutttt! Sudah, ngga apa-apa." Ucap Hasban beralih mengusap punggung Hasna dengan lembut. Kini ia merasa bersalah karena meminta Hasna untuk mengecek kehamilan, padahal tadi hanya dugaan nya saja. Tapi ternyata Hasna memang belum diberi kesempatan untuk mengandung.

Hasban tidak akan marah ataupun kecewa. Semua sudah diatur oleh Allah, ia hanya bisa berusaha selebihnya Allah, lah yang mengatur.

"Belum rezeki kita-"

"Tapi boong!" Seru Hasna sembari mengangkat tespack itu kehadapan Hasban

Hasban yang tadinya tengah menenangkan Hasan dengan cara mengelus punggung serta kepala Hasna itu pun terdiam bersamaan dengan terhentinya elusan yang ia berikan pada Hasna dengan pandangan yang tertuju pada alat itu.

Lelaki itu beralih menatap Hasna yang tersenyum bahagia. Hasban bergerak menyentuh tespack itu, tangannya bergetar kala menyentuhnya.

"Dek." Hasna mengangguk sebagai jawaban.

"Alhamdulilah, Ya Allah." Seru Hasban bergerak memeluk Hasna dengan erat, dugaannya benar dan kabar bahagia itu benar-benar membuatnya merasa bersyukur. Kini diumurnya yang ke dua puluh tujuh, ia diberi amanah untuk menjadi seorang ayah.

"Hasna bakal jadi Ummi, mas." Ucap Hasna terharu.

"Iya sayang."

"Aqila sama Abim punya adik, huaaaaa." Ucap Hasna memeluk Hasban semakin erat.

"Besok pagi kita periksa ya." Ajak Hasban seraya menangkup kedua pipi Hasna. Perempuan itu mengangguk saja sebagai jawaban.

"Hasna deg-deg'an, ini anak nya mas apa bukan." Celetuk Hasna.

"Anak mas lah!" Bantah Hasban. Lelaki itu tak habis fikir dengan Hasna, memang nya kalau bukan anak nya Hasban anak siapa lagi coba?

"Ahahahaha, Hasna becanda." Ucap Hasna bergerak menyandarkan kepalanya pada pundak tegap suaminya.

"Nanti pasti orang-orang pada muji deh, mas." Ucap Hasna.

Hasban yang terduduk dikasur bergerak mengusap perut rata Hasna, biarkan saja Hasna berbicara sesuka hatinya. Hasban sudah lelah menanggapi nya.

"Baru juga kemarin resepsi kan? Eh udah jadi aja." Ucap Hasna.

"Adek!" Tegur Hasban.

"HAHAHAHAHAHA!"

"Tapi kan bener mas, pasti jadi pertanyaan orang-orang." Ujar Hasna bergerak naik kepangkuan Hasban, memeluk leher lelaki itu dengan erat serta kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Hasban.

"Kita kan sudah menikah satu tahun yang lalu." Jawab Hasban.

"Kalau ditanya ya jawab aja fakta nya gimana." Lanjutnya.

"Hasna sayang mas Hasban." Ucap Hasna tiba-tiba, tapi yang jelas Hasban menyukainya.

"Mas juga sayang sama adek." Balas Hasban mengelus kepala Hasna dengan lembut.

"Mas Hasban jangan tinggalin Hasna ya? Jangan genit-genit, jangan sampe kecantol cewe lain apa lagi Bu Sherly, inget! Hasna lagi bunting anak nya mas." Ucap Hasna sembari mengusap-usap rahang tegas Hasban.

Hasban terkekeh pelan mendengar ucapan istrinya.

"Engga, dek. Mas cuma cinta sama kamu." Ucap Hasban.

"Sama Ummi Aisyah engga?" Tanya Hasna yang membuat Hasban langsung mendatar kan wajahnya.

"Cinta."

"Mas dosa!!!!" Seru Hasna.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang