istri kedua Hasban

4.8K 177 28
                                    

Sore hari seperti ini, Hasna merasa bosan karena ditinggal Hasban pergi bersama teman-temannya. Hasna pun sama, berniat untuk pergi bermain dengan kedua temannya, tapi kedua temannya tengah sibuk dengan urusan masing-masing. Jadilah Hasna yang sedari tadi menonton televisi bersama dengan Zaenab yang ikut merebahkan dirinya dilantai.

Hasna melirik kucing itu sekilas, mendengus sebal mengingat sepulang sekolah tadi Hasban langsung memeluk tubuh gembul berbulu itu. Jujur saja Hasna merasa iri pada hewan berbulu itu.

Hasna tersenyum sumringah kala mengingat ia memiliki peralatan make up yang ia beli bersama teman-temannya saat pergi ke Mall bulan lalu. Memang ia belum sempat membukanya karena ia pun sebenarnya tidak tau kenapa membeli barang tersebut.

Buru-buru gadis itu berjalan menuju kamarnya guna mengambil beberapa perlengkapan make up nya, setelah mendapat apa yang ia cari, gadis itu berlari kecil dan mendudukan dirinya disamping hewan peliharaan nya.

"Cing, sini deh." Ucap Hasna sembari membuka plastik yang membungkus alat-alat make up nya.

Miaw

"Hooh! aku punya ini, masih baru cing, masih tersegel. Karena aku ngga bisa pake nya, aku nyoba di kamu." Ucap Hasna lalu membawa kucing itu pada pangkuannya.

Gadis itu terus memberikan warna pada sekitaran mata hewan berbulu itu, cukup banyak hingga warna nya tampak jelas dibulu itu.

Kucing itu terus meraung meminta untuk dilepaskan, namun dengan cepat Hasna kembali memangku kucing itu karena merasa make up pada kucing nya itu belum selesai.

Miaw....miaw

"Ihhh diem cing!" Ucap Hasna mencoba menahan kucing milik Hasban.

"Kurang lipstik doang, habis itu udah." Ucap Hasna.

"Diem ya, diem! Nanti boleh dehhh tidur dikamar aku.", Ucap Hasna mulai memakai lipstik warna pink pada bibir kucing itu.

Setelah selesai, gadis itu membawa kucing itu menghadap kearahnya. Ia tertawa melihat hasil karyanya yang membuat kucing itu seperti kucing nakal.

"Ahahahahaha, Ya Allah." Hasna melepaskan kucing itu lalu merebahkan dirinya dilantai sembari memegangi perutnya.

"Bentukannya." Ucap Hasna kembali terbahak menatap kucing itu yang kini kembali merebahkan dirinya dilantai.

"Ya Allah, Adek! Kamu apakan kucing saya?!" Ucap Hasban terkejut melihat kedua nya yang kini terkapar dilantai.

Hasban, yang berdiri diambang pintu sembari menenteng bingkisan itu sontak saja berjalan menghampiri keduanya. Menyimpan bingkisan tersebut diatas meja lalu mengangkat kucing miliknya.

"Tuhh! Selalu aja gitu!" Sungut Hasna.

"Pulang-pulang yang dipeluk-peluk si junet!" Lanjutnya sembari berjalan kearah meja, membuka bingkisan itu yang terdapat satu kotak kue.

Hasna bergerak membuka kotak itu, mencari pisau plastik yang sudah tersedia didalamnya lalu memotong nya dengan bentuk love.

Hasban melirik Hasna yang tampak sibuk itu, lalu melepaskan kucing itu dari gendongan nya. Berjalan menghampiri Hasna lalu mengusap surai hitam yang tergerai bebas. "Cuci tangan belum? Kamu habis pegang kucing lho." Ingat Hasban pada Hasna.

"Lupa," Ucap Hasna lalu berlari menuju kebelakang guna mencuci kedua tangannya.

Hasban menggelengkan kepalanya melihat tingkah Hasna, lelaki itu bergerak melepas jaketnya. Matanya melirik kue itu yang kini sudah terpotong dengan bentuk hati. Lagi-lagi, Hasban hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat hasil tangan Hasna.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang