Malam ini, Hasna tidak bisa tertidur dan meminta Hasban untuk menemani hingga Hasna benar-benar terlelap dari tidurnya. Hasban dengan sabar dan ikhlas menemani serta mengusap punggung Hasna, memberikan kenyamanan pada gadis itu.
"Hasna cape." Ucap Hasna menduselkan wajahnya pada dada bidang milik suaminya.
"Tidur makanya." Ucap Hasban beralih mengusap kening Hasna dengan jari jempolnya, mengecup kening Hasna lama lalu berpindah pada kedua kelopak mata nya.
"Hasna engga bisa tidur." Ucap Hasna mengeratkan pelukannya pada Hasban.
"Mau dengar satu kisah?" Tanya Hasban.
"Kisah apa?" Tanya Hasna mendongak menatap Hasban yang tengah tersenyum menatapnya.
"Kisah kancil mencuri timun." Ucap Hasban terkekeh kecil sembari mengusap surai hitam Hasna.
"Ihhhhh! Hasna udah bukan anak kecil lagi, masa dengerin kisah itu." Balas Hasna.
"Siapa bilang kamu bukan anak kecil?" Tanya Hasban meledek.
"Ya kan memang udah gede, umur Hasna udah delapan belas taunn!" Ucap Hasna sembari mengangkat sepuluh jarinya yang membuat Hasban terkekeh.
"Kamu masih kecil Hasna, masih cocok kalau jadi anak SD." Gurau Hasban.
"Ihh engga!" Bantah Hasna.
"Kalau bukan anak kecil kok masih cengeng?" Tanya Hasban.
"Ya kan...Hasna perempuan! Kata Abi ngga apa-apa, soalnya hatinya perempuan itu lembut seperti kulit bayi." Ucap Hasna.
"Hmm...gitu ya?"
"Iyalah!" Jawab Hasna dengan ketus.
"Mau buat bayi?" Tanya Hasban iseng.
"Ma-ihhh! Mas Hasban." Ucap Hasna sedikit merengek mendengar ucapan Hasban.
"Hasna itu, Hasna belum-"
"Saya cuma becanda, kamu kan masih kecil." Potong Hasban tersenyum manis kearah Hasna, mengusap pipi Hasna yang gembul dengan sayang.
"Maaf, Hasna mau lulus sekolah dulu." Ucap gadis itu dengan lirih.
"Iya sayang, ngga apa-apa." Jawab Hasban sembari mengusap kepala Hasna dengan sayang.
"Maaf Mas." Ucap Hasna merasa bersalah.
"Gapapa." Jawab Hasban.
"Tapi Hasna berdosa."
"Saya ngga maksa kamu, dek. saya tunggu sampai kamu siap." Ucap Hasban membawa tubuh Hasna kepelukannya.
"Nanti janji, kalau udah lulus boleh begitu." Ucap Hasna mendongak menatap Hasban.
"Begitu apa?" Tanya Hasban seolah tidak tau.
"Ya itu lahhh! Udah deh ngga usah mancing-mancing, Hasna mau tidur!" Ucap Hasna sembari menutup tubuhnya dengan selimut. Hasban terbahak mendengar ucapan Hasna, lelaki itu tidak dapat menahan gemas melihat tingkah Hasna.
💐💐💐
Pagi hari ini terjadwal olah raga, dan kini, Hasna dan teman-temannya tengah berbaris dilapangan sesuai yang diperintahkan oleh Pak Hendra. Setelah melakukan pemanasan, kini bergiliran untuk melakukan ujian praktek olahraga.
Memang, ada beberapa materi yang harus diselesaikan untuk menambah nilai siswa-siswi kelas dua belas nantinya. Hasna dan Anin bergerak meraih raket dan kok, berjalan kesisi lain lapangan untuk bermain bulu tangkis sembari menunggu gilirannya.
"Ck! Bisa ngga sih Nin?" Tanya Hasna kesal pada Anin yang sedari tadi tidak pernah serius dalam bermain bulu tangkis.
"Bisa! Ngga usah ngeremehin lo! Main tenis meja aja kaga dapet nilai belagu lo." Semprot Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
Fiksi UmumBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...