Hasna yang baru saja dari luar rumah kini tengah berjalan menaiki anak tangga satu persatu. Mengingat perkataan Umminya membuat Hasna kepikiran dan hendak membicarakan perihal ini pada Hasban.
"Mas Hasban." Panggil Hasna dari ambang pintu.
"Kenapa?" Tanya Hasban tanpa mengalihkan pandanganya dari laptop. Hasna sendiri sudah cemberut sembari mendudukan dirinya disamping Hasban.
"Kasihan Ummi tau, Mas." Ucap Hasna.
"Hm, Umminya siapa?" Tanya Hasban.
"Ummi kamu!" Jawab Hasna kesal.
"Kenapa sama Ummi saya?" Tanya Hasban menatap Hasna yang masih cemberut itu. hais lucu sekaliiiii. Batin Hasban terkekeh kecil.
"Kemarin waktu Hasna bantu Ummi masak, Ummi kan nyariin mba Sholih kan Mas. Nah habis itu Hasna bilang kalau Mba Sholih nemenin Husein yang rewel, trus Ummi cerita kalau Husein itu selelu rewel dirumah Ummi, padahal baru duduk bentar pasti nangis minta pulang, kata Ummi begitu." Jelas Hasna.
"Terus?"
"Ya habis itu, Ummi bilang gini Padahal kan Ummi yo mau liat cucu. Gitu." Ucap Hasna.
"Terus kasihan nya kenapa?" Tanya Hasban terkekeh mendengar Hasna yang bercerita seperti anak kecil.
"Ya kasihan, ih! Ummi kan pengen cucu, Mas!!! Tapi anak nya Ummi cuma Mas Hasban doang, Pasti Ummi berharap nya sama Hasna." Ucap Hasna.
"Terus bagaimana? Mau buat, hm?"
"Hihhh! Engga gitu yah maksud Hasna!!" Sungut gadis itu lalu memukul Hasban menggunakan bantal sofa.
"Loh, lha gimana sih? Katanya kasihan, kalau kasihan karena Ummi pengen cucu yaudah, buatin dong buat Ummi." Ucap Hasban menangkap bantal yang Hasna lempar kearahnya.
"Ya itu masalah nya! Hasna kan masih sekolah, kasian Ummi nunggunya jadi lama. Kenapa ya yang dijodohin tuh kita, kan umur nya jauh, mana Hasna masih sekolah lagi." Ujar Hasna menatap Hasban dengan raut polosnya.
"Karena kamu yang ditakdirkan buat saya." Balas Hasban.
"Sebelum nya Ummi juga udah bicarakan ini sama saya, ngga masalah kalau kita kasih Ummi cucu nanti karena Ummi tau yang dijodohkan dengan saya masih abg." Lanjutnya.
"Dihh, abg!!!" Protes Hasna memukul lengan Hasban kesal.
Hasban terkekeh kecil melihatnya, ia menarik Hasna agar mendekat dengannya, lalu ia peluk tubuh kecil itu dengan erat. Tangan kekarnya bergerak mengusap punggung serta kepala Hasna dengan sayang.
•••
"Adek." Panggil Hasban sembari membuka pintu kamarnya. Hasna yang tengah rebahan santai dikasur pun menoleh menatap Hasban yang melangkah menghampiri nya.
Hasna merengut kesal melihatnya, dengan cepat Hasna menangkis tangan Hasban yang hendak mengusap kepalanya itu. Hasban mengernyit heran, ada apa lagi dengan istrinya ini.
"Kenapa?" Tanya Hasban.
"Mas, tuh yang kenapa!" Sungut Hasna.
"Kenapa panggil adek?! Hasna ngga suka." Ucap nya sedikit merengek. Hasban terkekeh pelan mendengar nya, haduhh hanya karena dipanggil adek toh, jadi ngambek gini.
"Panggilan sayang." Jawab Hasban seraya menjawil hidung mancung milik Hasna.
"Mana ada! Panggilan sayang itu, ya sayang, cinta, istriku, bidadari ku, bukan adek!" Bantah Hasna.
"Saya kan lebih tua dari pada kamu. kamu panggil saya Mas, saya panggil kamu adek." Ujar Hasban menjelaskan.
"Ya nanti dikiranya kakak adek, Hasna ini istrinya Mas Hasban." Ucap Hasna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Imamku
Ficção GeralBagaimana rasanya saat engkau menyimpan rasa tidak suka pada seseorang karena sikap nya, tapi malah disatukan dengan orang itu dalam ikatan yang sah. Itu yang Hasna rasakan, ia harus menerima kenyataan kalau dirinya sudah menjadi pendamping hidup le...