11.Bak ditelan bumi (a)

163 3 0
                                    

Hari ini Edgar berangkat kembali ke kontrakan zea.Tapi ia tetap tak berhasil bertemu dengan adiknya.Pada hal pagi pagi sekali ia sengaja mendatangi kontrakan zea.

Dia kembali memutar mobilnya.Kali ini tujuannya bukan Grand Amora,melainkan ia ke caffe ceria.Sekuat mungkin Edgar menutupi rasa kalutnya.Namun tetap saja kentara dari wajah Edgar.Terlihat hari ini sang dokter hitam manis ini tak banyak bicara.

Matanya menyapu seluruh ruangan caffe ceria ini.Tak lama,Aldo dan Arga memasuki caffe.

"Woi,panggil Aldo sembari menepuk bahu Edgar

Namun Edgar hanya menanggapinya biasa.Tak ada senyuman,tak ada obrolan

Arga paham dengan perubahan yang terjadi pada Edgar,tapi ia memilih diam untuk saat ini

"Loe ada masalah apa Gar?tanya Aldo

"Diandra do,dia menghilang sejak kemarin.Ucap Edgar menjawab pertanyaan Aldo

Sontak penuturan edgar membuat aldo membulatkan matanya sempurna.

"Loe ngomong yang jelas,Gar! Jawab Aldo.

"Adek gue gak tau dimana.Bahkan gue datangi kontrakannya dia juga gak ada di sana do.Ucap Edgar kembali

"Pasti zea baik baik aja.Ucap Aldo menenangkan temannya.

"Semoga.Jawab Edgar.

Untuk mencairkan suasana,Aldo membahas topik lain.Dia bercerita tentang vivian salah satu teman sekampus mereka dulu,akan bertugas di grand amora sebagai spesalis jantung.

"Kapan vivian akan dipindahkan kesini?tanya Edgar.

"Mungkin besok dia sudah bergabung di grand amora.Jawab Aldo

Sementara,Arga hanya diam saja menyimak obrolan dua orang yang duduk semeja dengan nya.Ia terlalu malas menanggapi tentang bergabungnya vivian di Rs.Grand Amora.

••••••••

Seminggu sudah zea raib bak ditelan bumi.Tak ada kabar yang diterima oleh Edgar.Bahkan setiap sang mama menanyakan kabar gadis cantik tersebut,mau tidak mau Edgar harus berbohong bahwa zea baik baik saja,meskipun dirinya sendiri tak yakin dengan hal itu.

"Dek,kamu dimana?ucap edgar dengan rasa sedihnya sembari ia melajukan mobilnya siang ini ke Rs.Grand Amora.

Siang ini Edgar memang sengaja melintasi daerah kontrakan Zea.Entah apa yang membuat pria ini ingin melewati jalan itu lagi, meskipun pagi tadi Edgar sudah menyambangi kontrakan tersebut.

Baru saja beberapa meter mobilnya melewati kontrakan zea,tampak keramaian didepan sana hingga memancing rasa penasaran Edgar.

Edgar pun turun dari mobilnya untuk memastikan ada kejadian apa.Ia berjalan beberapa langkah.

"Maaf buk,ada kejadian apa ya,kok rame sekali?tanya edgar pada seorang ibu pejalan kaki.

"Itu mas,ada tabrakan.kasihan si enengnya mas,kayaknya tangannya patah opo terkilir gitu yo mas.Ucap si ibu.

"Makasih bu infonya.

"Iya mas.Mari mas.lanjut si ibu.

Edgar masih saja penasaran.Terlebih si ibu tadi bilang tangannya patah.Edgar mempercepat langkah nya.Kini dia sudah berada diantara kerumunan orang orang yang sedang menghajar sang pebabrak.

Tampak seorang gadis memakai seragam caffe ceria yang masih terduduk dengan meringis kesakitan.

Edgar membulatkan matanya.Tanpa melihat wajahnya pun,edgar yakin itu pasti zea.Sontak Edgar menerobos ditengah kerumunan orang orang.

"Diandra,panggil Edgar.

Zea menoleh ke arah suara yang ia pastikan itu Edgar.Karna tak ada orang lain selain edgar yang memanggilnya dengan nama belakangnya

"Kak edgar.Jawab Zea

Edgar berjongkok membantu diandra berdiri.Memeluk gadis itu dengan erat.

"Ssssttttt,ringis Zea lagi.

Edgar melihat kearah tangan diandra.

"Kita ke grand amora sekarang.Ucap Edgar.

"Tapi kak...

"Lihat ini tangan kamu?motor kamu nanti biar diurus orang bengkel.

"Pak sudah pak,sudah.ucap Zea pada mereka yang menghajar penabrak nya.

"Sudah pak,saya memaafkan mas itu.ucap zea.

"Ter-rimakasih dek.Ucap sang penabrak terbata akibat babak belur dihajar warga sekitar.

"Lain kali naik motor jangan belagu.Lanjut salah satu warga.

"Makasih pak sudah menolong adek saya.Kami pamit pak untuk segera ke rumah sakit.Ucap Edgar.

"Iya mas.kasihan si eneng,tangannya sampai begitu.Ucap sang bapak.

"Mari pak.Pamit edgar dan zea

"Hati hati mas,ucap sang bapak.

••••••••

ZeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang