21.Cafe ceria

113 3 0
                                    

Hari ini Edgar tengah berkutat dengan jadwal penih di Rs.Grand Amora.Begitu juga dengan dokter favorit Grand Amora,Arga.Bahkan jadwal edgar dirumah sakit hingga malam.Ya,dia dan Arga menangani pasien operasi yang menyita waktu 13 jam lamanya.Maklum,mereka berdua adalah spesialis bedah di Grand Amora.

"Srekkkk.

Suara pintu ruang operasi terbuka.Dengan menampilkan sosok dokter tampan,Arga Zeano yang keluar lebih dulu.Ia duduk sejenak dibangku koridor sambil menghela nafas berat.

Tak lama,tampak Edgar yang keluar dari ruangan operasi.Edgar pun duduk disamping Arga.Arga kemudian bangkit dan berjalan kearah mesin minuman otomatis.

Setelah mengambil 2 cangkir coffe,Arga memberikan saru cangkir untuk Edgar.Edgar menerimanya dan segera meneguk coffe pemberian Arga

"Thanks,ucap Edgar

"Ya.jawab Arga singkat.

Setelahnya tak ada lagi pembicaraan diantara dua dokter spesialis ini.Mereka tampak sibuk dengan pemikirannya masing masing.

"Tring....tringggggg....

Dering ponsel Edgar hampir saja mengusik matanyanya yang akan terpejam di bangku koridor

Segera edgar menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.

"Hallo,adeknya kakak.ucap edgar sumringah.

Sedangkan Arga hanya mendengarkan saja percakapan edgar dengan sang adik yang sudah pasti adalah zea.

"Baiklah jika memang kamu maunya seperti itu,kakak bisa apa?jawab edgar

"Asal kamu senang,kakak juga turut senang sayang.Lanjut Edgar.

Klik,telpon ditutup oleh zea.


●●●●●●●●

Hari ini zea sudah kembali ke caffe ceria.Semua karyawan caffe ceria menyambut kembalinya zea dengan suka cita.Tak terkecuali Pak Lim selaku sang pemilik.

"Aaaaa....zea.....kangen banget sama kamu....teriak winda berlari ke arah zea.

"Aku juga.....,sambut zea.

Kini zea melangkah maju kehadapan Pak Lim.Dengan rendah hati,zea sedikit membungkukkan badannya.sebagai ucapan terimakasih.

"Terima kasih pak lim,masih menerima zea bekerja di sini.Ucap Zea dengan mata berkaca kaca

Pak lim yang menganggap zea bak putrinya segera menghampiri zea.Dengan memegang kedua pundak zea,pak lim menepuknya perlahan seolah memberingan ketenangan.

"Terimakasih pak lim,terimakasih...ucap zea

"Tak apa nak.Kau layak mendapatkan hal baik ini.ucap pak lim tulus.


☆☆☆☆☆☆

ZeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang