19

1K 77 13
                                    

Setelah tiba di toilet, Jungkook memasuki salah satu bilik lalu ia menguncinya, kamudian ia duduk di atas closet dan menangis sejadi jadinya.

"Hiks...kenapa Seokjin hyung jadi seperti itu hiks...."

Tak lama kemudian ada yang menggebrak pintu.

Brak
Brak

"Jeon Jungkook keluar kamu!!"

*****

Jungkook tidak menyahut, ia semakin menangis mendengar suara orang yang biasanya berkata dengan lembut kini berteriak padanya.

Brak
Brak

"Jeon Jungkook!!"

"Pergilah ssaem."

"Kenapa kamu mengabaikan ssaem, huh?! Apa kamu tidak tahu sopan santun?!" Seokjin marah, ia marah karena Jungkook mengabaikannya, ia marah karena Jungkook tidak memedulikannya lagi.

"Tolong pergilah ssaem hiks...."

Mendengar isakan Jungkook tiba tiba saja amarah Seokjin mereda, ia merasa sakit hati mendengar murid kesayangannya menangis.

"Apa kamu menangis?" Tanya Seokjin dengan lembut.

Tidak ada jawaban dari Jungkook, namun Seokjin bisa mendengar isakan.

"Jungkook-a, apa kamu menangis karena ssaem?" Tanya Seokjin lagi, namun Jungkook tidak menjawabnya, ia jadi merasa bersalah pada muridnya.

"Ssaem minta maaf."

"Sudah ssaem pergi saja hiks...saya tidak apa apa."

"Tidak tidak, tolong buka pintunya, ssaem benar benar minta maaf." Nada Seokjin terdengar sedikit bergetar.

"Pergilah ssaem hiks...ssaem harus lanjut mengajar hiks...."

"Ssaem tidak peduli, ssaem ingin kamu buka pintu ini, kalau tidak ssaem akan mendobraknya."

Jungkook tahu jika gurunya yang satu ini tidak akan main main dengan perkataannya, dengan terpaksa ia pun membuka pintu bilik itu. Setelah terbuka tanpa basa basi Seokjin langsung memeluknya dengan sangat erat.

"Maaf, maafkan ssaem, tolong maafkan." Mohon Seokjin dengan lirih, air matanya mengalir di wajahnya, ia benar benar merasa bersalah.

Jungkook tidak menjawab, ia balas memeluk Seokjin dan membenamkan wajahnya pada dada bidang gurunya.

"Maaf ssaem tadi membentakmu, ssaem tidak suka kamu mengabaikan ssaem, maaf."

Tetap tidak ada balasan dari Jungkook. Seokjin mengerti ia pun semakin erat memeluk Jungkook dan mengusap kepalanya.

"Berhentilah menangis, ssaem mohon." Ucapnya.

Beberapa menit kemudian Jungkook mulai berhenti menangis, kemeja yang di kenakan Seokjin sangat basah karena air matanya, ia jadi merasa bersalah.

Jungkook melepas pelukan gurunya dan ia sedikit menjauhkan dirinya.

"Maaf, baju ssaem jadi basah karena saya."

"Tidak apa apa, nanti juga kering."

Jungkook sedikit terkekeh mendengar jawaban Seokjin, matanya sembab dan merah, "Saya juga tahu ssaem." Balasnya dengan tersenyum.

"Nah terus senyum seperti itu, ssaem tidak ingin melihatmu menangis lagi, understand?" Ujar Seokjin dengan tangan yang mengelus kepala Jungkook.

"Yes sir." Jawab Jungkook dengan tersenyum menampilkan gigi kelincinya, jantungnya berdegup kencang seperti biasanya.

I'm Sorry Sir, I Love You [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang