17

1K 71 4
                                    

Terdengar helaan napas dari Seokjin, "Sebenarnya ssaem juga belum menemukan solusinya, ssaem sibuk memikirkan hal lain."

"Saya tahu apa solusinya." Ucap Yoongi tiba tiba.

"Apa itu?" Tanya Seokjin penasaran.

"Ssaem keluar dari sekolah ini."

*****

Seokjin tertegun mendengar jawaban Yoongi, begitupun dengan Hoseok dan Jimin, mereka membulatkan matanya.

"Hya itu solusi yang sangat bagus, kenapa ssaem tidak terpikirkan hal itu ya?"

Seketika Jimin dan Hoseok menoleh pada Seokjin bersamaan, mereka tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Jadi kamu menyuruh ssaem untuk keluar dari sekolah ini dengan alasan seperti itu, lalu ssaem tidak diterima kerja dimana mana lagi dan ssaem jadi pengangguran, terus ssaem tidak menghasilkan uang alhasil ssaem kelaparan karena tidak bisa membeli makanan lalu ssaem meninggal karena kelaparan dan masalah pun selesai. Hya itu solusi yang sangat bagus bukan?"

Yoongi mengangguk anggukkan kepalanya, namun sedetik kemudian ia tersadar dan menggelengkan kepalanya.

"Ani, bukan seperti itu maksud saya."

"Lalu bagaimana maksudmu?"

"Ah tidak tahu." Yoongi akhirnya menyerah untuk memikirkan solusinya.

"Sudahlah kalian tenang saja, ssaem akan berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah ini. Ssaem titip Jungkook saja, tolong jaga dia, lindungi dia, hibur dia, saat ini ssaem dengannya sedang berjauhan agar tidak semakin membuat orang curiga."

"Baiklah ssaem, kalau begitu terima kasih atas waktunya, kami pamit." Ucap Jimin, dan mereka bertiga pun keluar dari ruangan Seokjin.

Setelah murid muridnya itu keluar dari ruangannya, Seokjin langsung merebahkan dirinya di sofa, ia menutup wajahnya menggunakan lengannya.

"Maafkan hyung baby, karena hyung kamu jadi di bully lagi, maafkan hyung Kookie." Gumam Seokjin, air mengalir keluar dari matanya, ia sungguh merasa sangat bersalah pada murid kesayangannya yang kini menjauhinya itu.

•••••

Esoknya kelas Jungkook mendapat jam pelajaran bahasa Inggris dan Jungkook benci itu. Ia benci ketika harus bertemu dengan Seokjin karena dirinya pasti akan dibicarakan secara diam diam. Namun jauh di dalam hatinya, Jungkook selalu merasa senang plus sedih saat bertemu Seokjin. Ia sedih karena kini mereka berdua tidak dekat lagi.

Seokjin berjalan memasuki kelas Jungkook, saat sudah di dalam ia melihat beberapa muridnya itu memandanginya dan Jungkook bergantian. Matanya menangkap sosok Jungkook yang sedang duduk dengan kepala tertunduk, tidak terlihat ada semangat darinya.

Seokjin yakin jika saat ini ada yang sedang berbisik bisik mengenai dirinya dan Jungkook, itu sudah terjadi selama beberapa kali.

BRAK!

Tiba tiba Seokjin memukul meja dengan keras, ia sungguh tidak tahan lagi dengan semua ini.

"Semuanya dengarkan ssaem, jika ada yang mengabaikan ssaem, akan ssaem hukum!" Ucapnya dengan tegas.

"Ssaem tahu apa yang sedang terjadi, ssaem tahu rumor TIDAK JELAS yang sudah tersebar. Itu semua TIDAK BENAR, Jungkook tidak menggoda ssaem, Jungkook tidak melakukan hal yang buruk seperti pada rumor itu, justru ssaem yang mendekatinya." Jelas Seokjin.

"Jadi tolong, berhenti membicarakannya, berhenti mengatakan hal buruk padanya. Dia anak yang sangat baik dan polos, kalian tahu itu bukan? Jadi tidak mungkin Jungkook berpikiran melakukan hal semacam itu."

I'm Sorry Sir, I Love You [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang