S2 : Bonus

1.5K 72 4
                                    

"Baby, kamu ingin cincin yang bagaimana?" Tanya Seokjin, saat ini ia dan Jungkook sedang cuddling berpelukan di atas kasur di apartemen Jungkook.

"Cincin?"

"Iya cincin."

"Cincin, sepertinya aku mau yang biasa saja, tidak perlu ada berliannya atau apa lah, yang biasa saja yang simpel. Untuk apa memangnya?"

"Aku ingin melamarmu."

Jungkook hanya mengangguk anggukkan kepalanya, ia tidak terlalu menganggap serius perkataan kekasihnya itu, karena ya pasti hanya bercanda atau memang ingin melamarnya tapi masih sangat lama sekali.

"Kalau kita menikah nanti, kamu mau tinggal dimana? Apartemen atau rumah?" Tanya Seokjin, ia serius menanyakannya bukan hanya bercanda.

"Umm...aku tidak tahu, tapi sepertinya lebih baik rumah, jadi bisa leluasa. Kalau apartemen banyak orang lain, rasanya tidak terlalu bebas." Jawab Jungkook.

"Rumah seperti apa yang kamu mau?"

Jungkook jadi heran, kenapa kekasihnya itu terus menanyakan hal seperti itu, padahal ia masih sekolah belum lulus, tapi sudah menanyakan tentang pernikahan dan rumah.

"Apa maksudmu menanyakan itu?"

"Agar bisa aku persiapkan mulai sekarang."

"Memangnya kita akan menikah?"

"Tentu saja, aku sangat mencintaimu, dan aku ingin kita tinggal bersama, hidup bersama berdua, aku ingin selalu berada di sampingmu selama sisa hidupku. Aku tidak ingin kamu di rebut orang lain, jadi aku harus segera meresmikan hubungan kita."

"Tapi kenapa bertanya hal seperti itu sekarang? Memangnya kapan kamu akan menikahiku?"

"Secepatnya, bahkan kalau bisa besok kita menikah."

Mendengar jawaban itu, Jungkook memukul dada Seokjin dengan pelan, bisa bisanya kekasihnya itu ingin menikah besok.

"Kenapa malah memukulku?"

"Aku ini masih sekolah, tidak mungkin menikah besok."

"Kenapa tidak mungkin, semuanya mungkin saja. Kalau kamu setuju, orang tua kita setuju, bahkan sekarang pun bisa."

"Jangan bicara omong kosong."

"Itu bukan omong kosong, aku serius baby."

"Ya sudah terserahmu saja."

"Jadi rumah seperti apa yang kamu inginkan?"

Jungkook menghela napas, "Aku tidak terlalu peduli rumahnya seperti apa, yang penting nyaman untuk di tinggali. Tidak perlu besar dan mewah, asal nyaman saja."

Seokjin mengangguk anggukkan kepalanya mengerti, "Baiklah, tapi kalau besar dan mewah pun tidak apa apa ya, asalkan nyaman, begitu?"

"Ya yang penting nyaman, masalah besar atau kecil, mewah atau sederhana, aku tidak terlalu memedulikannya."

"Ok, kalau begitu akan aku persiapkan rumah besar, mewah, dan nyaman itu mulai sekarang."

Jungkook tidak membalas, ia tidak terlalu memikirkan dan tidak terlalu menganggap serius semua perkataan Seokjin.

'Tidak tidak, mungkin dia hanya bicara asal saja, mana mungkin dia akan melamarku dan menikahiku secepat ini, kita baru beberapa bulan berpacaran. Ya, tidak mungkin.' Batinnya.

•••••

"Taehyung-a, temani hyung membeli cincin." Ucap Seokjin sembari memasuki kamar adiknya.

I'm Sorry Sir, I Love You [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang