S2 : 14

816 62 6
                                    

"Semua bagian tubuh sudah aku sebutkan, dan kamu menggelengkan kepala terus. Kalau bukan itu semua lalu apa yang sakit?!" Jungkook mulai kesal, ia sungguh sangat khawatir dengan kekasihnya itu.

Seokjin mengangkat kepalanya dan menatap mata bulat Jungkook, tangan kanannya terangkat untuk menyentuh dada sebelah kirinya.

"Hatiku." Jawab Seokjin lirih dengan tangan yang meremat baju pada bagian dada kirinya.

"Eoh?"



*****



Setelah mengatakan jawabannya, Seokjin kembali menundukkan kepala dengan posisi tangan yang masih sama.

"Hatiku sakit. Sangat." Gumamnya lirih dengan air mata yang masih mengalir.

Jungkook yang tadinya mulai merasa kesal, emosi, marah, seketika amarahnya hilang, berganti dengan rasa sakit di hatinya. Ini pertama kalinya ia melihat kekasihnya menangis sampai seperti ini, dan itu menyakitkan hatinya.

Dengan cepat Jungkook menarik tubuh Seokjin lalu memeluknya, dan secara tidak sengaja tubuhnya menyenggol tangan kiri kekasihnya itu.

"Aakhh."

"Maaf, aku tidak sengaja, maaf." Jungkook melepas pelukannya, kedua tangannya meraih tangan kiri Seokjin lalu mengusapnya dengan lembut.

"Apa yang membuat hatimu sakit?" Tanya Jungkook dengan lembut sambil menatap kekasihnya yang menundukkan kepala.

"Kamu." Jawab Seokjin.

"Eoh? A-aku? Tapi aku tidak melakukan apapun, aku juga tidak selingkuh di belakangmu, aku tidak melakukan-"

"Berhentilah merawatku."

"Huh?"

Seokjin mengangkat kepalanya lalu menatap Jungkook, "Berhentilah merawatku, aku tahu kamu pasti lelah, meskipun kamu tidak memperlihatkannya tapi aku yakin kamu pasti lelah, benar kan?"

"Umm...itu...."

"Tidak perlu merawatku lagi, tidak perlu menyuapiku, tidak perlu membujukku untuk minum obat, tidak perlu membantuku saat aku ingin ke toilet. Aku bisa, aku bisa melakukannya sendiri, jadi tolong berhentilah merawatku, aku tidak mau membuatmu kelelahan, itu menyakiti hatiku."

"Tapi- tapi- aku ingin merawatmu, aku tidak lelah, sungguh."

Seokjin menggeleng gelengkan kepalanya, "Aku sungguh bisa melakukannya sendiri, terima kasih selama beberapa hari ini sudah merawatku dengan baik, tapi mulai sekarang berhentilah, aku tidak ingin membuatmu lelah. Ini bukan permintaan, tapi ini perintah dariku."

"Tapi-"

"Jeon Jungkook."

Jungkook mengepalkan kedua tangannya, ia benar benar membenci ini, ia benci karena jika kekasihnya sudah memanggil namanya seperti itu ia tidak akan bisa melawan.

"Aku benci ini aku benci!! Aku benci aku tidak bisa melawanmu!! Aku benci aku tidak bisa mengatakan tidak padamu!! Aku benci!!" Kesal Jungkook dengan air mata yang mulai mengalir ke pipinya.

Seokjin tersenyum, tangan kanannya menarik tubuh Jungkook dan memeluknya. Ia mengusap usap punggung kekasihnya itu untuk menenangkannya.

"Don't cry baby."

Jungkook memeluk Seokjin dengan erat, ia menangis di bahu lebar kekasihnya.

"Biarkan aku menangis hiks....."

"Baiklah." Seokjin terkekeh, ia pun membiarkan kekasihnya itu menangis di bahunya, tangan kanannya masih setia mengusap punggungnya.

Tanpa mereka ketahui, Taehyung sudah berdiri di luar kamar itu, dan mendengar semua pembicaraan mereka. Awalnya ia ingin masuk, tapi ia membiarkan mereka berdua terlebih dahulu, agar lebih leluasa. Taehyung tersenyum melihat kakaknya dan Jungkook sedang berpelukan lewat kaca di pintu.

I'm Sorry Sir, I Love You [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang