Takbir 3

2.4K 184 109
                                    

Hallo guys kembali lagi.
Jangan lupa vote komen juga sharenya ya guys.
*
*

••Jika memiliki mu adalah kemustahilan, maka jalan menerjang kemustahilan itu adalah merayu sang pencipta, untuk mendekatkan kita.••

~Aezar Ramadhan~

____

Di pagi hari Nayma harus terpaksa membuka matanya yang masih mengantuk, entah apa yang terjadi di dapur sehingga kebisingan terdengar hingga ke kamar Nayma yang terletak di lantai dua.
Dengan malas Nayma keluar dari kamarnya, dia menuruni anak tangga hingga akhirnya dia sampai ke dapur.

"Tante gimana sih? Yulia itu gak suka makan nasi goreng di pagi hari, pokoknya bikinin Yulia makanan yang lain!" Kesalnya membuat Melati yang tengah memilih makanan yang berserakan di lantai melihat ke arahnya.

Mata Nayma yang tadinya mengantuk kini harus terbuka lebar, Nayma meraih wajan yang kini berada dekat di kakinya.

"Yulia!" Teriak Nayma melemparkan wajan itu tepat di dekat Yulia.

Yulia yang terkejut kini menutup telinganya karna bunyi nyaring dari wajan yang terbentur ke lantai keramik tersebut.
Sedangkan Melati kini segera berlari melihat kemarahan dari anaknya, Melati tidak pernah melihat Nayma semarah itu, bahkan Nayma adalah tipikal anak yang polos juga manja.

"Bunda, gak apa-apa?" Tanya Nayma menghampiri Melati. "Yul, kenapa kamu membuang makanan di pagi hari? Itu tidak baik, bunda masak buat aku, bukan buat kamu, kamu tau kenapa bunda masak nasi goreng di pagi hari? Karena aku sangat menyukai nya."

Yulia hanya diam, dia juga marah ketika mendengar ucapan Nayma, jika di pagi hari hanya nasi goreng yang tersedia, lalu dia akan makan apa.

"Ada apa Bun, kok berisik sekali?" Tanya Albi yang kini baru selesai mandi.

"A-"

"Ayah," Ucapan Nayma terhenti ketika Yulia menyela ucapan Nayma, dengan segera Yulia memeluk erat tubuh Albi.

"Ada apa sayang?" Tanya Albi mengelus puncak kepala Yulia.

Sungguh pemandangan yang buruk bagi Nayma, dengan segera Nayma memalingkan wajahnya ke samping, dia tidak ingin melihat keromantisan ayahnya bersama anak barunya.
Bukan anak baru, tapi anak yang baru Nayma tau, sekejam ini keluarganya sehingga menyembunyikan hal sebesar ini.

"Yulia mau bantu Tante Melati masak, tapi gak di bolehin, terus pas Yulia mau ngangkat wajannya, Tante mukul tangan Yulia sampe jatuh wajannya."

Sungguh drama pagi yang menyenangkan, Melati tidak diam dia menghampiri Yulia lalu tersenyum.
Satu tamparan kini mendarat di pipi putih Yulia, tidak memperdulikan Albi yang menatap marah ke arahnya.

"Masih mau berbohong? Berapa usia kamu?" Tanya Melati.

Yulia masih terus memegangi pipinya yang terasa perih, dia pikir Melati adalah ibu yang lemah, ternyata Melati tidak selemah itu.

"Berapa usia kamu!" Teriak Melati membuat Yulia terkejut, dengan rasa takut dia melihat wajah Melati yang merah. "Delapan belas tahun, 'kan? Kenapa masih suka berbohong! Apakah tidak ada yang mengajarimu? Yulia. tinggal di sini tidak bisa seenaknya, kamu tau apa yang aku lakukan kepada Nayma ketika dia berbohong?"

"Bunda, mengurungku di gudang, tanpa memberi makan, sampai aku mengakui kebohongan ku," Jawab Nayma membuat Yulia membulatkan matanya.

Albi hanya diam, dia tidak pernah berani membantah ajaran istrinya, jika Melati sudah marah, berarti orang itulah yang bersalah.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang