Takbir 6

2K 144 108
                                    

Happy reading guys
Selamat membaca dan menikmati, sebelumnya jangan lupa vote juga komen nya ya guys, bantu share juga.
Maaaciuuu🧡

*
*

~Jika melewatkan satu sujud dalam shalat demi menunggumu itu kesalahan besar, maka aku siap mempertanggungjawabkan~

~AezarRamadhan~

____


Sesuai janji semalam, Nathan menemui Nayma di tempat yang gadis itu kirimkan alamatnya, Laki laki ini rela panas panasan hanya untuk menemui Nayma di pinggir jalan.

"Kak!!" Nayma segera berlari menghampiri Nathan.

"Kenapa, kangen ya?" Tanya Nathan mengelus puncak kepala Nayma.

"Kak, Nay nunggunya lama, banget! Ampe tenggorokan Nay kering tau."

"Manja banget sih," Nathan begitu gemas dengan tingkah Nayma, dia mencubit ujung hidung gadis di hadapannya itu.

"Mau di sini aja, atau makan es krim?"

"Berdiri aja di sini, biar seru," Goda Nathan sembari tertawa membuat mata sabit itu kini menyipit sempurna.

"Ayo dong kak, beli es krimnya, kak Nathan yang bayar."

Nathan mengernyitkan dahi, dia sempat berpikir bukan kah tadi malam Nayma yang akan mentraktirnya, jangan percaya, Nayma maunya cuma gratisan saja.

Kedua nya kini duduk di dekat Abang penjual es krim jalanan, ini yang selalu Nayma impikan dari ayahnya, hanya memakan es krim lalu setelah itu pulang, tidak menyibukkan, bukan?

Nayma begitu sangat menikmati es krimnya, sesekali dia memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Ingin sekali Nathan mengarungi Nayma lalu membawanya pulang, bisa di bayangkan jika Nayma adalah adik Nathan, laki-laki itu tidak akan pernah bisa merasa sedih sedikitpun.

"Seenak itu?" Tanya Nathan sembari menjilati es krimnya.

"Hem," Nayma mengangguk, bukan es krimnya yang enak, tapi suasananya yang membuat eskrim itu terasa istimewa.

"Mau nambah?"

"Udah, jalan yuk kak."

"Siang ini?" Tanya Nathan melihat cahaya matahari yang begitu sangat terik. "Tapi kalo Nay yang minta gak apa-apa," Nathan tidak pernah bisa menolak apa yang Nayma inginkan.

Seterik apa pun sinar matahari tidak menghalangi Nayma dan Nathan yang kini sedang menyusuri jalanan tanpa kendaraan, Nayma sangat rindu suasana ini bersama Nathan.

"Ingat? Ketika dulu kita sering bolos sekolah, hanya karena ingin membeli bakpao di sekolah sebelah?" Tanya Nathan.

"Seharusnya itu di jadikan sejarah ya kak oleh pemerintah, biar adek-adek kelas pada tau kalo kakak kelasnya dulu pembolos yang memiliki sertifikat."

Nathan kini tertawa mendengar ucapan Nayma, gadis itu selalu saja ceplas-ceplos tanpa berpikir panjang.

"Hem! Berapa kali orang tua kita ke sekolah Nay?"

"Gak bisa di hitung kak, yang bisa di hitung itu pas kita ngikutin pelajarannya saja."

"Siapa yang ngajak kakak bolos dulu?"

"Nay lah," jawab Nayma sembari terkekeh.

Tentu saja dulu gadis itulah yang mengajak laki-laki pintar ini selalu membolos, hanya untuk membeli bakpao di sekolahan sebelah, sehingga kedua orang tua mereka sering di panggil ke sekolahan itu.

Malam Takbir (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang